Pertikaian antarmahasiswa itu membawa dampak buruk.
Makassar (ANTARA) - Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto siap menanggung semua biaya pengobatan dari dua mahasiswa yang menjadi korban pertikaian antarmahasiswa asal Kabupaten Luwu dan Bone, Sulawesi Selatan (Sulsel).

"Kami semua bersimpati atas kejadian itu, dan saya selaku wali kota juga sebagai kakak dari adik-adik di organisasi daerah Luwu dan Bone. Hampir semua orang dari organ di Sulsel dekat sama saya, jadi kami bersimpati," ujar Moh Ramdhan Pomanto atau Danny Pomanto saat membesuk kedua korban, di rumah sakit di Makassar, Senin.

Ia mengatakan, kedua korban pertikaian berada dalam penanganan medis di rumah sakit yang berbeda, satu dirawat di Rumah Sakit Angkatan Darat (RSAD) Pelamonia, dan satunya di RSUP Wahidin Sudiro Husodo di Jalan Perintis Kemerdekaan.

Danny Pomanto menyatakan, pertikaian antarmahasiswa itu membawa dampak buruk, dan pemicunya juga disebutnya sebagai masalah sepele.

Ia pun meminta kepada semua mahasiswa yang sedang bertikai atau lainnya untuk tetap tenang berpikir, mencari jalan keluar serta bersama-sama menjaga kedamaian kota.

"Jadi saya coba gali apa akar masalahnya, sehingga saya komunikasi dengan pimpinan kampus UIM untuk membahas dan mencari tahu akar masalahnya," ujarnya pula.

Menurutnya, hal seperti ini kadang hanya hal yang sepele, karena dibawa ras, bisa jadi kayu bakar, apalagi ada orang yang memanas-memanasi dengan konten berbau kekerasan.

"Kemarin saya sudah sampaikan, jangan posting yang hoaks, ketemu di jalan baku tikam, itu kan semua memprovokasi warga," katanya.

Danny menyampaikan, sebagai penanggung jawab di Kota Makassar, dirinya ingin menanggung semua biaya pengobatan keduanya.

"Tanpa mengurangi rasa hormat saya ke Pemkab Luwu dan Bone, biarkanlah Pemkot Makassar menanggung seluruh biaya pengobatan, yang penting sembuh dulu semua," ujarnya pula.
Baca juga: DPRD Sulsel meminta Gubernur selesaikan pertikaian mahasiswa Bone-Luwu
Baca juga: Polisi Tangguhkan Penahanan Tersangka Pertikaian Kampus Unhalu

Pewarta: Muh. Hasanuddin
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2021