Suka Makmue (ANTARA) - United Nations Children’s Fund (UNICEF) selaku lembaga Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang mengurus bidang anak-anak melakukan pemantauan pelaksanaan satu tahun program intervensi penurunan angka kekerdilan (stunting) di Kabupaten Nagan Raya Aceh.

“Kedatangan kami ke Nagan Raya sekaligus untuk mendapatkan perkembangan terbaru program perlindungan serta pemenuhan hak anak,” kata Kepala Perwakilan UNICEF Aceh Andi Yoga Tama di Nagan Raya, Rabu.

Hal itu dia sampaikan saat bersilaturahmi dengan Bupati Nagan Raya HM Jamin Idham di Kantor Bupati, Kompleks Perkantoran Suka Makmue.

Dalam pertemuan ini, Andi Yoga Tama mengharapkan agar Pemerintah Kabupaten Nagan Raya dapat memanfaatkan sumber daya manusia yang telah disiapkan oleh UNICEF selama ini untuk diintegrasikan ke dalam program kerja pemerintah daerah terutama terkait pemenuhan dan perlindungan hak anak, di setiap sektor serta bidang kerja daerah.

Baca juga: Pemprov NTT dapat 1.000 boks RUTF dari UNICEF cegah masalah stunting

Baca juga: Angka masalah gizi pada anak akibat COVID-19 dapat meningkat tajam


UNICEF selama ini telah banyak membantu pemerintah dari segala sektor diantaranya, sektor kesehatan ibu dan anak, perlindungan hak anak, air bersih, sanitasi dan kebersihan, nutrisi serta gizi.

Selain itu juga di sektor komunikasi pemenuhan dan perlindungan hak-hak anak, kemudian di bidang vaksinasi pihaknya juga ikut berkecimpung baik melalui sosialisasi dan komunikasi langsung dengan masyarakat.

Di Aceh sendiri Unicef di bantu oleh Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) lokal yaitu Flower Aceh.

Bupati Nagan Raya Aceh HM Jamin Idham dalam pertemuan ini berterima kasih atas kunjungan Kepala UNICEF Aceh di Nagan Raya, dalam rangka silaturahmi sekaligus melakukan kerjasama di bidang kesehatan terkait penurunan angka kekerdilan.

“Saya ucapkan terima kasih kepada UNICEF yang selama ini telah mau bekerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Nagan Raya,” katanya.

Ia berharap program kerjasama ini terus berlanjut, mengingat saat ini Nagan Raya masih berstatus daerah yang terdapat banyak kasus kekerdilan bagi anak atau balita (locus stunting), tuturnya.*

Baca juga: Ahli Gizi: Aceh hadapi masalah malnutrisi beban ganda

Baca juga: 1.211 balita di Aceh Besar derita kekerdilan selama 2021

Pewarta: Teuku Dedi Iskandar
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2021