Banda Aceh (ANTARA News) - Komunitas Korban Pelanggaran HAM Aceh Utara (K2HAU) meluncurkan buku "Melepas Duka Menyembuhkan Luka" yang berisi kisah-kisah mereka selama menjadi konseling bagi para korban.

Deputi Koordinator KoNTRAS Aceh Fery Kusuma pada acara peluncuran buku itu di Banda Aceh, Jumat menyatakan, buku tersebut hadir sebagai apresiasi yang setinggi-tingginya terhadap korban pelanggaran HAM yang menjadi pejuang dan mampu menjadi pendamping bagi komunitasnya sendiri.

Buku ini merupakan kisah pengalaman korban pelanggaran HAM di Komunitas Korban Pelanggaran HAM Aceh Utara (K2HAU) dan Solidaritas Persaudaraan Korban Pelanggaran HAM (SPKP HAM) yang menjadi pendamping dalam memberikan layanan psikososial berbasis komunitas.

Disebutkan Fery, kehadiran buku itu juga menggambarkan bahwa hingga saat ini banyak korban pelanggaran HAM di Aceh yang masih harus berjibaku dengan rasa trauma yang dimiliki dan ini perlu terus menjadi perhatian dari pemerintah dan masyarakat.

"Di sini yang menulis adalah korban dan dia juga menjadi konselor bagi korban yang lain, program konselor yang dilakukan dari korban untuk korban, nah pengalaman mereka menjadi konselor ini yang kemudian dituliskan ke dalam buku tersebut," ujar Fery.

Lilis Suryani (28) , seorang penulis buku yang juga konselor korban pelanggaran HAM, mengaku tak bisa melupakan kejadian tragis yang menimpa ayahnya saat konflik mendera Aceh.

"Namun, dengan menjadi konselor dan menuangkan perasaan saya ke dalam buku ini, saya lebih memahami ternyata masih ada orang yang lebih berat bebannya daripada saya, dan ini menjadi motivasi bagi saya untuk bisa lebih optimistis," ujarnya.

Selain peluncuran buku, diluncurkan juga video tentang testimoni para korban pelanggaran HAM di Aceh. (IFL/BDAI/KWR/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011