Jakarta (ANTARA) - Ketua Asosiasi Museum Indonesia (AMI) DKI Jakarta Paramita Jaya Yiyok T Herlambang menyebut bahwa kunjungan secara daring menjadi salah satu inovasi yang dilakukan sejumlah museum di tengah pandemi COVID-19.

"Selama pandemi ada inovasi, adaptasi, dan kolaborasi. Jadi teman-teman di Jakarta itu melakukan inovasi, melakukan suatu bentuk kegiatan daring. Platformnya dari luring menjadi daring," ujar Yiyok di Jakarta, Jumat.

Dia mengatakan sejumlah museum di DKI Jakarta melakukan kegiatan berupa "virtual tour" setiap akhir pekan selama pandemi, sehingga masyarakat tetap bisa menikmati informasi ataupun koleksi yang disajikan.

Inovasi semacam itu, kata dia, juga menjadi salah satu upaya agar kunjungan museum menjadi lebih menarik dan diminati, khususnya oleh generasi milenial.

"Jadi tidak ada lagi ceritanya kalau kita masuk museum itu kuno, boring, segala macam, itu harus kita ubah. Misalnya mungkin pakai virtual, augmented reality, dan segala macamnya," kata Yiyok.

"Itu kita kaji terus, sehingga dengan kata lain bagaimana teman-teman yang muda-muda itu masuk, menjadi menarik di manapun dia berada. Artinya dengan melihat museum-museum itu ada rasa ketertarikan dia mau datang," tambah dia.

Lebih lanjut Yiyok menambahkan bahwa saat ini sudah mulai banyak pengelola yang mengemas museum menjadi lebih menarik, misalnya dengan menyajikan spot instagramable atau menyediakan kafe.

"Jadi terus terang kami di asosiasi mencoba untuk memberikan sharing kepada para pengelola, ini loh ada museum bagus, ini loh ada museum yang mungkin kurang, harus dibenahi. Nah ini yang harus kita kejar terus," ucap Yiyok.

Baca juga: Museum Sumpah Pemuda gelar pameran tokoh pers bertema "Lawan"

Baca juga: Museum OHD gelar pameran tunggal seni rupa karya Goenawan Mohamad

Baca juga: Edukator museum harapkan anak muda di Indonesia tetap kunjungi museum

Pewarta: Fathur Rochman
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2021