Jakarta (ANTARA) - Samsung Electronics Co mengatakan bahwa sebuah penelitian menunjukkan pemantauan tekanan darah Galaxy Watch dapat membantu pasien penyakit parkinson.

Mengutip sebuah penelitian yang dilakukan oleh para peneliti di Samsung Medical Center di Seoul, raksasa teknologi itu mengatakan pemantauan tekanan darah pada Galaxy Watch dapat membantu pasien parkinson secara efektif mengelola hipotensi ortostatik, suatu bentuk tekanan darah rendah yang disebabkan oleh pembuluh darah yang gagal menyempit.

"Hipotensi ortostatik adalah umum di antara pasien penyakit parkinson dan dapat meningkatkan risiko jatuh bagi mereka yang berada dalam kelompok usia lanjut dan mungkin sudah memiliki penyakit kardiovaskular," kata Samsung dikutip Yonhap, Kamis.

​​Baca juga: Periset Australia kembangkan hidrogel untuk lawan penyakit Parkinson

"Sering mengukur tekanan darah dapat membantu mendeteksi fluktuasi kritis untuk mendiagnosis dan mengelola penyakit parkinson," tambah Samsung.

Pemantauan tekanan darah saat ini tersedia di Samsung Galaxy Watch3, Galaxy Watch Active2, dan Galaxy Watch4 terbaru, melalui analisis gelombang nadi yang dilacak dengan sensor pemantauan detak jantung.

Pemantauan tekanan darah ditawarkan melalui aplikasi Samsung Health Monitor dan saat ini tersedia di 40 negara, termasuk Australia, Brasil, dan Korea Selatan.

Studi yang diterbitkan dalam edisi terbaru jurnal medis Frontiers in Neurology, membandingkan data pengukuran tekanan darah oleh Galaxy Watch3 dengan yang diukur dengan sphygmomanometer untuk membandingkan akurasi.

Tes berjudul "Validasi pengukuran tekanan darah menggunakan jam tangan pintar pada pasien dengan penyakit parkinson," dilakukan pada 56 pasien dengan referensi sphygmomanometer di satu tangan dan Galaxy Watch3 di tangan lainnya. Setiap pasien diukur tekanan darahnya dengan kedua perangkat tiga kali.

"Hipotensi ortostatik adalah gejala umum dan menantang yang mempengaruhi orang yang hidup dengan penyakit parkinson. Tetapi sulit untuk menyaring hanya dengan mengamati gejala, dan masalahnya mungkin tidak terdeteksi saat mengukur tekanan darah," kata tim peneliti.

"Jika kita bisa menggunakan jam tangan pintar untuk mengukur tekanan darah pasien secara teratur dan mendeteksi potensi masalah pada tahap awal, itu akan sangat membantu mengobati dan mengelola penyakit parkinson," tambahnya.

Baca juga: Samsung luncurkan monitor S40VA untuk WFH

Baca juga: Samsung luncurkan Galaxy A52s 5G dengan harga Rp6 jutaan

Baca juga: Cara memindahkan histori WhatsApp dari iPhone ke Galaxy Z Fold 3

Penerjemah: Fathur Rochman
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2021