..seluruh area tersebut akan dibangun lokasi wisata kuliner, perdagangan jasa hingga tempat bermain untuk anak-anak.
Banda Aceh (ANTARA) - Subuh itu tak lagi riuh, tidak ada kerumunan, suara gemuruh pedagang pun tak terdengar lagi, merahnya tomat dan hijau sayur pun tak lagi menghiasi aspal di kawasan pusat perdagangan ibu kota provinsi Aceh itu.

Pagi itu juga, aparat keamanan TNI/Polri, Satpol PP, petugas lalu lintas dan angkutan jalan (LLAJ) tampak siaga di berbagai sudut pasar Peunayong Banda Aceh, mulai dari jalan kartini, pasar ikan hingga lapangan SMEP.

Mereka ditugaskan mengawal para pedagang yang telah dipindahkan ke lokasi lain agar tidak kembali di sana. Karena lokasi tersebut telah masuk dalam perencanaan penataan ulang oleh pemerintah setempat.

Para pedagang pasar Peunayong itu semuanya direlokasi ke pasar baru bernama Al Mahirah Lamdingin yang telah jauh-jauh hari dipersiapkan Pemerintah Kota Banda Aceh.

Meski proses pemindahan sempat diwarnai penolakan dari sejumlah pedagang, Pemerintah Banda Aceh tempat memaksakan relokasi karena telah dipersiapkan tempat baru yang lebih representatif, serta demi tujuan memperindah kota, dan menciptakan pusat perekonomian baru.

Ketegasan pemerintah berujung baik, pedagang akhirnya menerima dipindahkan ke tempat baru Al Mahirah Lamdingin dengan kapasitas dan fasilitas yang lebih memadai, serta mampu menampung sekitar 1.000 pedagang.
Lokasi pasar Peunayong Banda Aceh usai direlokasi untuk pembangunan pusat wisata kuliner, Banda Aceh, Senin (24/5/2021) (ANTARA/Rahmat Fajri)


Relokasi pedagang itu kini telah membuat kawasan pasar Peunayong lebih bersih dan tak lagi semrawut, terhindar dari kemacetan pada jam tertentu, lalu lintas lebih lancar dilalui pengendara.
Baca juga: Menparekraf dukung pengembangan wisata halal Banda Aceh

Wisata kuliner

Pemerintah Kota Banda Aceh berencana menyulap kawasan pasar Peunayong tersebut menjadi titik perekonomian baru di tanah rencong, yaitu khusus untuk wisata kuliner, kota tua serta perdagangan jasa lainnya.

Wali Kota Banda Aceh Aminullah Usman mengatakan, pasar Peunayong sudah masuk dalam program penataan kota berkelanjutan yang telah direncanakan sejak lama dengan tujuan menumbuhkan perekonomian masyarakat.

Ke depan, ujar dia, kawasan tersebut akan dijadikan pusat kuliner, di samping fungsi utamanya sebagai kawasan perdagangan.

Pembangunan pusat wisata kuliner tersebut dilakukan sebagai upaya pemerintah dalam rangka menunjang destinasi pariwisata, serta hadirnya titik perekonomian baru di Banda Aceh.

Secara teknis, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Banda Aceh Jalaluddin menjelaskan, rencana pembangunan lokasi wisata kuliner dan perdagangan jasa lainnya di bekas pasar Peunayong tersebut telah diusulkan tahun ini, dan bakal mulai dikerjakan 2022 mendatang.

Di kawasan Peunayong tersebut terdapat tiga titik pembangunan wisata kuliner, antara lain lokasi bekas pasar ikan, sayur dan lapangan SMEP. Total lahan seluruhnya yang dimiliki seluas 1,17 hektare (Ha).

Jalaluddin memaparkan, lahan pembangunan yang tersedia yakni di lapangan SMEP seluas delapan ribu meter, pasar ikan 2,7 ribu meter, dan pasar sayur Kartini sekitar seribu meter.

Ke depan, lanjutnya, seluruh area tersebut akan dibangun lokasi wisata kuliner, perdagangan jasa hingga tempat bermain untuk anak-anak.

Jalaluddin menyampaikan, untuk konsep rencana pembangunan pusat wisata kuliner tersebut sudah difinalisasi serta diusulkan tahun ini dalam APBK 2022 Banda Aceh, agar kemudian dapat direalisasi pada mata anggaran tahun berjalan.

Dirinya menuturkan, kebutuhan anggaran pembangunan ini Rp 60 miliar itu sudah diusulkan dalam APBK Murni Banda Aceh. Namun, karena terlalu besar, ia berharap dapat dibantu oleh keuangan provinsi melalui dana otonomi khusus (Otsus) atau dengan bantuan APBN melalui Kementerian PUPR.
Baca juga: Museum Tsunami Aceh dianugerahi destinasi wisata unik terpopuler API


Nilai tawar

Pembangunan pusat wisata kuliner hingga warisan budaya di Banda Aceh ini menjadi nilai tawar bagi para pelancong dari dalam negeri maupun mancanegara yang berkunjung ke daerah berjuluk Serambi Makkah ini.

Kepala Dinas Pariwisata Banda Aceh Iskandar menyampaikan, kawasan Peunayong tersebut memiliki sejarah, sehingga mempunyai nilai wisata kota tua, apalagi mendapat dukungan pembangunan pusat kuliner, itu akan lebih menarik perhatian.

Bahkan, saat ini arsitektur pertokoan di kawasan tersebut menampakkan bangunan tua model etnis Tionghoa. Artinya masih sangat menarik untuk dilihat.

Iskandar mengatakan, pemilihan lokasi pembangunan pusat kuliner ini juga sangat tepat, karena selain berada di perkotaan juga dekat dengan bantaran sungai Krueng Aceh, sehingga senyawa dengan rencana pemerintah memaksimalkan wisata dermaga.
 
Desain arsitektur rencana pembangunan pusat wisata kuliner di Peunayong, Banda Aceh (ANTARA/HO/Dok.PUPR Banda Aceh)


Sementara ini, kata Iskandar, di bantaran sungai Krueng Aceh dekat Peunayong itu memang sudah tersedia beberapa tempat kuliner, karena itu perlu dilakukan pembenahan kembali, sehingga benar-benar dapat menarik wisatawan.

Iskandar menyebutkan, tingkat kunjungan wisatawan di Banda Aceh pada 2019 lalu mencapai 503 ribu orang lebih. Namun, terjadi penurunan drastis saat pandemi 2020 lalu, turun hingga 65 persen yakni hanya 175 ribu kedatangan wisatawan domestik.

Dirinya meyakini dan optimis setelah pandemi COVID-19 berakhir, kunjungan wisatawan baik dalam negeri maupun asing akan terus meningkat, bahkan lebih tinggi dari tahun-tahun sebelumnya ketika penerbangan internasional kembali dibuka.

"Hingga akhir Mei 2021 ini saja Banda Aceh sudah dikunjungi 81 ribu wisatawan domestik. Maka kita harap ini mencapai 500 ribu orang lebih, apalagi Banda Aceh juga menjadi kota transit wisata daerah lain seperti Sabang dan Aceh Besar," ujarnya.

Iskandar menuturkan, meningkatnya kunjungan wisatawan akan berdampak besar terhadap pertumbuhan ekonomi dan pendapatan daerah, sehingga ini sangat membantu pemerintah dalam upaya menyejahterakan rakyat.

Sebab itu, dirinya mengutarakan harapannya semua unsur masyarakat dapat memberikan dukungan penuh terhadap program-program pariwisata yang sudah direncanakan pemerintah tersebut.

"Pemerintah ingin memberikan yang terbaik agar orang datang ke sini, supaya ke depan ekonomi terus tumbuh, dan masyarakat bisa lebih sejahtera, ini tujuan utama dari kita semua," ujar Iskandar.

Baca juga: Menparekraf sebut masjid tsunami Aceh jadi tujuan wisata religi

Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2021