pembangunan perkampungan tangguh bencana itu terjadi sinergitas antara pemerintah kabupaten dan masyarakat setempat.
Mamuju (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat membangun perkampungan tangguh bencana dengan mengintegrasikan kawasan ramah lingkungan.

Sekretaris Provinsi Sulawesi Barat Muhammad Idris, Selasa mengatakan, rumah tahan gempa yang diperuntukkan bagi warga terdampak gempa 6,2 magnitudo di Kabupaten Majene merupakan "grand design" perkampungan tangguh bencana dengan konsep kehidupan yang layak.

"Pembangunan hunian baru perkampungan tangguh bencana tersebut menjadi sebuah prototipe dalam mewujudkan perkampungan terintegrasi yang sangat ramah lingkungan dan kedepannya bisa menjadi rujukan untuk membangun perkampungan-perkampungan tangguh bencana," kata Muhammad Idris.

Ia berharap, pembangunan perkampungan tangguh bencana itu terjadi sinergitas antara pemerintah kabupaten dan masyarakat setempat.

"Harus ada sinergi serta dukungan dari pemerintah kabupaten dan juga masyarakat setempat, karena apapun wujudnya masyarakat sekitar harus terlibat," ucap Muhammad Idris.

Sekprov menyampaikan, pembangunan rumah tahan gempa tahap pertama tersebut bertempat di Desa Kabiraan Kecamatan Ulumanda, Kabupaten Majene dengan melibatkan berbagai pihak dan institusi, mulai dari pematangan lahan dan pembangunan hunian bantuan dari pemerintah provinsi.
Baca juga: Gubernur: Jabar siapkan cetak biru provinsi berbudaya tangguh bencana
Baca juga: BPBD Temanggung miliki 34 rintisan desa tangguh bencana


"Semua butuh percepatan, dan ini merupakan komitmen kita bersama seluruh pihak yang terkait pembangunan hunian tangguh bencana," ujar Muhammad Idris.

Sementara, Kepala Dinas Perumahan dan Permukiman Sulbar Ince Rahmat mengatakan, pembangunan rumah tahan gempa bagi warga terdampak gempa bumi berkekuatan 6, 2 magnitudo itu, difokuskan di Kabupaten Majene.

"Untuk sementara, pembangunan kita fokuskan di satu kabupaten yaitu Kabupaten Majene, karena Kabupaten Mamuju yang terdampak parah berada di pusat kota. Oleh karena itu, kita masih menunggu lahan relokasi yang kemungkinan sulit, sehingga kami dari Dinas Perumahan dan Permukiman mungkin akan membantu dalam hal perbaikan rumah," kata Ince Rahmat.

Ia mengatakan, alokasi anggaran untuk pembangunan rumah tahan gempa tahap pertama di Kabupaten Majene itu Rp3 miliar untuk 50 unit rumah.

"Anggaran pembangunan per satu unit rumah Rp 60 juta dan itu sesuai standar satuan harga (SSH). Diharapkan, &grand design' rumah-rumah yang spesifik tahan gempa akan menjadi role model di Sulbar," terang Ince Rahmat.

"Kita berharap, pembangunan tahap awal ini sesuai target sehingga bulan depan kita sudah bisa mulai bekerja dan pada Agustus 2021 sudah bisa dihuni," tambahnya.
Baca juga: Nyaman di bawah ancaman banjir

Pewarta: Amirullah
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2021