Jambi (ANTARA) - RA Kartini mempunyai peran yang besar bagi sejarah kemandirian perempuan Indonesia, moodspiritnya masih bisa dirasakan untuk memupuk kemandirian perempuan di segala lini kehidupan tak terkecuali bidang perekonomian sehingga banyak perempuan masa kini mampu berkontribusi pada laju perekonomian.

Salah satu Kartini masa kini yang terus berupaya memaknai spirit RA Kartini adalah Suti Masniari Nasution. Perempuan berjilbab itu adalah Kepala Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia Provinsi Jambi yang menjabat sejak tahun 2020 lalu. Suti menjadi perempuan pertama yang menjabat Kepala KPw Bank Indonesia Provinsi Jambi.

"Saya mengawali karir di BI tahun 1998, saat itu penugasan pertama di Kantor KPw BI Sumatera Utara, kemudian pindah tugas ke Sumatera Selatan lalu saya mendapat promosi menjadi Kepala KPw BI Sibolga. Beberapa waktu lalu saya sempat menjadi satu-satunya pimpinan Kantor Perwakilan Bank Indonesia perempuan di Indonesia, sekarang sudah ada teman perempuan juga yang menjabat sebagai pimpinan BI provinsi lain," kata Suti.

Apa yang diraih Pimpinan Bank Indonesia Provinsi Jambi ini tidak terlepas dari kerja kerasnya memberikan dedikasi untuk bangsa. Namun ada satu lagi yang mampu memberikan energi bagi dirinya dalam berdedikasi untuk negeri yakni spirit Kartini.Suti berkeyakinan ada yang perlu terus dihidupkan dari mendiang pahlawan perempuan itu, yakni semangatnya.

Di masa kini, cerita Kartini bisa dirasakan bagaimana semangatnya keluar dari keterkungkungan. Spirit RA Kartini untuk belajar secara korespondensi dengan temannya di luar negeri untuk mendapatkan informasi tentang apa yang terjadi di dunia sudah seharusnya membawa spirit dan energi bagi perempuan masa kini. Menurutnya, Kartini masa kini bisa belajar tentang segala hal hanya dari genggaman gawai pintar.

Menjadi perempuan masa kini harus tetap mengembangkan dirinya dengan berbagai wawasan dan ilmu, apapun profesinya mau ibu rumah tangga, mahasiswa, atau seorang profesional apapun itu menjadi perempuan harus terus menambah wawasan pengetahuan. Perempuan harus tahu dengan sekitarnya, pandai membawa diri, paham posisi diri dan mengerti apa yang harus dilakukan dengan sekelilingnya.

Di tengah kondisi perekonomian saat ini, peran Kartini milenial sudah mulai peka dengan kondisi. Saat pandemi datang, perempuan ternyata mampu berbuat banyak, perempuan mampu membangkitkan perempuan lain di sekitarnya.

Banyak hal yang bisa dilakukan perempuan masa kini, misalnya saja membangkitkan perekonomian perempuan di sekitarnya, saat di antara kaum hawa banyak yang kehilangan pekerjaan. Perempuan mampu berkreasi membuat karya yang menghasilkan uang untuk mendukung ekonomi keluarga.

Baca juga: Delapan desainer tampilkan koleksi busana di "Jambi Fashion Street"

Kartini milenial

Intinya, dengan spirit Kartini jangan berhenti menambah wawasan dan belajar sehingga berkontribusi untuk pembangunan negeri.

Kesempatan Kartini milenial juga semakin terbuka, menurutnya negara memberikan kesempatan bagi semua tanpa ada pembatasan gender. Kesempatan milenial terbuka seiring perkembangan teknologi saat ini, tinggal lagi bagaimana kecerdasan dan kearifan bisa memilih teknologi untuk mendatangkan manfaat sebesar-besarnya.

Sosok Suti Masniari Nasution bisa menjadi gambaran bagaimana perempuan bisa menduduki berbagai posisi strategis di bidang perekonomian. Bagi Suti, perempuan berperan besar untuk turut andil di setiap sektor pendorong dan penggerak kemajuan.

Pertama perempuan bisa turut andil diberbagai posisi, kedua perempuan bisa menjadi tulang punggung perekonomian misal dari sisi pemberdayaan UMKM. Sekarang banyak sekali wanita-wanita kreatif.

"Bisa kita lihat yang berjualan di platform digital sebagian besar adalah perempuan, wanita bisa berperan dalam perekonomian. Bisa menjadi penyedia jasa digital, konten kreator, maupun pelaku UMKM, " kata perempuan kelahiran Sibolga pada 7 Februari 1972 itu.

Banyak hal yang perlu dimaknai oleh Kartini milenial saat ini. Spirit untuk menambah wawasan belajar tidak boleh berhenti, Kartini milenial harus tanggap dengan sekitarnya.

Karena punya pengetahuan yang luas akan membawa diri membuka wawasan lebih luas lagi. Seseorang akan tahu apa yang harus dilakukan atau berkontribusi seperti apa yang bermanfaat bagi diri dan sekitarnya.

Selain itu, menjadi Kartini milenial menurut Suti harus sportif, berakhlak mulia, tidak boleh meninggalkan spiritual. Spirit lainnya mengingatkan kepada Kartini masa kini adalah perempuan tidak bisa berjalan sendiri untuk membentuk pribadi yang baik, harus tanggap dan berkontribusi di dunia perekonomian saat ini khususnya Jambi.

"Intinya berpikir positif, tambah pengetahuan saling sinergi, kalau mau maju harus kolaborasi," ujarnya.

Baca juga: Di Jelajah Jambi, 3 menteri dan Gubernur BI beli Batik Jambi

Cinta kain daerah

Spirit Kartini juga ditunjukkan Suti lewat ketertarikannya pada kain tradisional. Di Jambi khususnya, Suti melihat batik Jambi memiliki keunikan yang berbeda. Batik Jambi memiliki ciri khas tersendiri dari sisi motif hingga pewarnaan berbeda hingga memiliki filosofi tersendiri di setiap motifnya.

"Saya punya sudut (corner) khusus batik di rumah. Motif batik Jambi itu unik, motifnya bertumpuk-tumpuk, warnanya khas dan punya filosofi yang khas," ujar Suti.

Mendorong pelestarian batik Jambi maupun songket tidak cukup hanya dari omongan saja melainkan harus dari perbuatan. Dirinya terus mengkampanyekan pemakaian batik Jambi mulai dari diri sendiri. Hampir di setiap kesempatan dirinya menggunakan batik Jambi dikombinasikan dengan gaya (style) kekinian.

Ia melakukan kampanye mulai dari diri sendiri, dan berusaha menggunakan. Tidak sekedar menggunakan tapi juga dengan kapasitas sebagai pimpinan Bank Indonesia Jambi juga mendatangkan ahli di bidang ini untuk memperhatikan kualitas. Kalau mau mengajak orang suka dan cinta batik maka mulailah dari diri sendiri dulu.

"Kita bisa menjadi contoh mode," ucapnya.

Batik Jambi maupun songket merupakan warisan budaya yang menjadi sangat sakral dan sarat makna. Suti mengajak semua Kartini milenial harus menghargai warisan turun temurun ini.

Dirinya gencar mengkampanyekan pakai batik agar yang muda-muda juga mau pakai batik. Batik itu bukan gaya tua, pakai batik bisa kekinian juga karena bisa dipakai di berbagai kesempatan dengan ragam kombinasi dan gaya sendiri.

Anak muda, padukan batik Anda dengan kain lain agar kamu juga bisa jadi pusat mode bagi lingkunganmu.*

Baca juga: Wignyo Rahadi buat peragaan busana virtual di Candi Muaro Jambi

Baca juga: Seuntai harapan dari Rumah Batik

Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2021