Jakarta (ANTARA News) - Teror bom molotov terhadap Kantor Majalah Tempo di Jalan Proklamasi No.72, Jakarta Pusat, Selasa pukul 2.40 dini hari, seharusnya menjadi pemicu agar para wartawan semakin berani dan tertantang dalam menjalankan tugasnya.

"Wartawan jangan gentar," tegas Sekretaris Dewan Kehormatan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Ilham Bintang ketika dihubungi ANTARA News, Selasa.

"Wartawan seharusnya semakin tertantang untuk menyelidiki dan membongkar motif di balik peristiwa penyerangan itu," kata Ilham.

Akan tetapi, Ilham menyarankan agar Polisi menjadi yang terdepan segera mengusut tuntas dan menangkap pelaku penyerangan atas kantor Majalah Tempo itu.

"Polisi harus segera mengusut dan menangkap pelaku penyerangan kantor Majalah Tempo," ujar Ilham.

"Itu tugas kecil bagi Polisi yang sudah terbiasa menangkap teroris besar, tetapi akan dampaknya sangat besar bagi kemerdekaan pers di Indonesia," tambah Ilham.

Pentingnya Kepolisian mengusut tuntas dan segera peristiwa itu juga diserukan oleh Imam Wahyudi, Ketua Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI).

Menurut Imam, jika Polisi tidak segera mengusut kasus ini ada kemungkinan masyarakat akan berprasangka buruk terhadap Kepolisian.

Majalah Tempo dan Polisi sebelumnya terlibat perselisihan setelah majalah berita mingguan itu pekan lalu menurunkan laporan utama berjudul "Rekening Gendut Perwira Polisi".

Polisi telah mengadukan Majalah Tempo ke Dewan Pers terkait pemberitaan itu.

"Polisi harus segera mengungkap peristiwa itu agar masyarakat tidak mencurigai Polisi berada di belakang peristiwa itu," ucap Imam.

Imam juga mengingatkan, teror terhadap pers justru akan merugikan masyarakat luas.

"Media adalah kepanjangan dari indera publik sehingga setiap ancaman dan teror terhadap media akan merugikan masyarakat," pungkas Imam.
(Ber/B010)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2010