Tim trauma healing itu mengajak para anak-anak korban gempa yang ada di pengungsian berbincang bincang, bernyanyi hingga bermain agar mereka dapat melupakan trauma akibat gempa bumi tersebut.
Mamuju (ANTARA) - Biro Psikologi Staf Sumber Daya Manusia Mabes Polri bersama Biro SDM Polda Sulawesi Barat dan Polda Sulawesi Selatan melakukan pendampingan psikologi kepada para korban gempa bumi berkekuatan 6,2 magnitudo di Kabupaten Mamuju dan Kabupaten Majene.

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Sulbar Komisaris Besar Polisi Syamsu Ridwan di Mamuju, Rabu menyampaikan, pascagempa bumi yang mengguncang wilayah Kabupaten Mamuju dan Majene meninggalkan luka mendalam, trauma, depresi, perasaan tertekan dan was-was bagi warga di daerah itu, khususnya pada anak-anak.

"Pascagempa ini, tentu rasa traumatik menyelimuti, apalagi pada mereka yang masih anak-anak. Hal Ini karena mereka belum mampu mengontrol emosi sepenuhnya," kata Syamsu Ridwan.

"Untuk memulihkan kondisi psikis masyarakat yang trauma akibat gempa, Biro SDM Polda Sulbar bersama dengan Biro Psikologi SSDM Polri dan Biro SDM Polda Sulsel melakukan trauma healing di tenda-tenda pengungsian yang berlokasi di Polda Sulbar dan Stadion Manakarra Mamuju," tambahnya.

Tim trauma healing itu mengajak para anak-anak korban gempa yang ada di pengungsian berbincang bincang, bernyanyi hingga bermain agar mereka dapat melupakan trauma akibat gempa bumi tersebut.
Baca juga: Warga korban gempa Mamuju masih trauma berada di dalam rumah
Baca juga: Korban meninggal akibat gempa di Sulbar capai 105


"Trauma healing sangat dibutuhkan oleh anak yang menjadi korban gempa bumi. Tindakan ini dilakukan sebagai upaya untuk menyelamatkan masa depan mereka, agar kembali tertata dengan baik dan berlangsung sesuai dengan apa yang diharapkan," terang Syamsu Ridwan.

Ia berharap agar para orang tua dapat menjadi konselor trauma healing kepada anaknya dengan tetap bersikap tenang dan meluangkan waktu untuk bermain.

Trauma healing tersebut tambahnya, akan terus berlangsung beberapa hari ke depan hingga rasa trauma yang meyerang psikologi para korban dapat berkurang.

​​​Gempa bumi berkekuatan 6,2 magnitudo yang mengguncang wilayah Kabupaten Majene dan Kabupaten Mamuju pada Jumat dinihari (15/1), menyebabkan 105 meninggal dunia, sebanyak 3.369 luka-luka dan 89.524 orang yang terpaksa mengungsi.

Gempa juga menmenyebabkan sejumlah infrastruktur rusak, yakni di Kabupaten Majene satu Kantor Danramil rusak, 17 fasilitas kesehatan, 4.122 rumah dan sebanyak 32 fasilitas ekonomi dan perkantoran yang rusak.

Di Kabupaten Mamuju, tercatat 3.741 rumah rusak, satu hotel, satu minimarket, kantor gubernur, lima unit fasilitas kesehatan, tiga jembatan rusak dan satu pelabuhan.

Total kerugian akibat gempa tersebut ditaksir mencapai Rp829,1 miliar.
Baca juga: BNPB targetkan penyelesaian dampak gempa Sulbar selesai enam bulan

Pewarta: Amirullah
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2021