Jakarta (ANTARA) - Tim patroli laut Bea Cukai dari Pangkalan Sarana Operasi Bea Cukai Tanjung Priok turut melakukan pencarian terhadap pesawat Sriwijaya Air SJ 182 tujuan Jakarta-Pontianak yang jatuh di perairan Kepulauan Seribu, pada Sabtu (9/1).

Bea Cukai menerjunkan 18 orang petugas yang terdiri dari satu orang nahkoda, tiga orang anggota satuan tugas, dan 14 anak buah kapal dengan menggunakan kapal patroli BC 9006 untuk melakukan pencarian ini.

Nahkoda kapal patroli BC 9006, Sulaiman dalam pernyataan di Jakarta, Minggu, menyatakan bahwa kegiatan kemanusiaan ini dilakukan atas inisiatif PSO Bea Cukai Tanjung Priok setelah sebelumnya berkoordinasi dengan Kanwil Bea Cukai Jakarta dan Direktorat Penindakan dan Penyidikan Bea Cukai.

"Kegiatan ini kami lakukan secara terkoordinasi dan dipimpin langsung oleh Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas)," kata Sulaiman.

Baca juga: Bea Cukai Ngurah Rai perketat awasi barang bawaan penumpang saat COVID

Kapal patroli Bea Cukai BC 9006 telah bertolak dari dermaga PSO Tanjung Priok menuju perairan di sekitar Pulau Lancang dan Pulau Laki, pada Sabtu (9/1), sekitar pukul 21.00 WIB.

Kemudian, menurut Sulaiman, pada Minggu (10/1) pukul 01.10 WIB dini hari, kapal patroli BC 9006 bersandar pada Kapal Basarnas KN SAR Wisnu untuk melakukan koordinasi terkait proses pencarian.

“Sejak pukul 05.00 WIB kapal patroli BC 9006 bersama tim dari berbagai instansi telah melakukan penyisiran di perairan sekitar Pulau Lancang. Kami menerima hasil temuan kapal nelayan sebanyak dua kali pada pukul 07.41 WIB dan 09.49 WIB. Temuan tersebut diduga bagian tubuh manusia," katanya.

Hingga saat ini, proses penyisiran dan pencarian masih terus dilakukan kapal patroli BC 9006 dengan terus berjaga di sekitar perairan Kepulauan Seribu untuk menunggu arahan selanjutnya dari Basarnas.

Baca juga: Bea Cukai Jayapura gandeng TNI-AD patroli bersama di perbatasan RI-PNG

Sebelumnya, pesawat Sriwijaya Air nomor register PK-CLC SJ 182 rute Jakarta-Pontianak hilang kontak, pada Sabtu (9/1), pukul 14.40 WIB dan jatuh di perairan Kepulauan Seribu di antara Pulau Lancang dan Pulau Laki.

Pesawat jenis Boeing 737-500 itu hilang kontak pada posisi 11 nautical mile di utara Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang setelah melewati ketinggian 11.000 kaki dan pada saat menambah ketinggian di 13.000 kaki.

Pesawat take off dari Bandara Soekarno Hatta pukul 14.36 WIB. Jadwal tersebut mundur dari jadwal penerbangan sebelumnya 13.35 WIB. Penundaan keberangkatan karena faktor cuaca.

Berdasarkan data manifest, pesawat yang diproduksi tahun 1994 itu membawa 62 orang terdiri atas 50 penumpang dan 12 orang kru. Dari jumlah tersebut, 40 orang dewasa, tujuh anak-anak, tiga bayi. Sedangkan 12 kru terdiri atas, enam kru aktif dan enam kru ekstra.
 

Pewarta: Satyagraha
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2021