Indonesia percaya dengan pengelolaan laut yang berkelanjutan. Sumber daya maritim melimpah yang kita miliki akan dapat mendukung pemulihan ekonomi dari dampak pandemi COVID-19 dan menjadi landasan untuk pembangunan yang lebih berkelanjutan di masa de
Jakarta (ANTARA) - Para pemimpin dari 14 negara, termasuk Indonesia, menyatakan komitmen terhadap pengelolaan laut yang sepenuhnya berkelanjutan, dalam upaya mengatasi tantangan global, melalui peluncuran agenda aksi baru dari Panel Tingkat Tinggi untuk Ekonomi Laut Berkelanjutan (Ocean Panel).

Dalam pernyataan tertulis dari Sekretariat Ocean Panel yang diterima di Jakarta, Kamis, disebutkan bahwa para pemimpin dari Indonesia, Australia, Kanada, Chili, Fiji, Ghana, Jamaika, Jepang, Kenya, Meksiko, Namibia, Norwegia, Palau, dan Portugal menegaskan komitmen pengelolaan berkelanjutan atas hampir 30 juta km persegi perairan nasional mereka sebelum tahun 2025.

“Indonesia percaya dengan pengelolaan laut yang berkelanjutan. Sumber daya maritim melimpah yang kita miliki akan dapat mendukung pemulihan ekonomi dari dampak pandemi COVID-19 dan menjadi landasan untuk pembangunan yang lebih berkelanjutan di masa depan,” kata Presiden Joko Widodo, dikutip melalui pernyataan Ocean Panel.

Para kepala negara berjanji untuk menempatkan laut yang sehat pada agenda teratas kebijakan global, guna mempercepat pemulihan ekonomi yang terpukul oleh krisis akibat pandemi virus corona.

Selain itu, Presiden juga menegaskan komitmen untuk menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia, “dengan menganut motto ‘Jalasveva Jayamahe’; Our Glory is at the Ocean.”

Dokumen agenda ‘Transformasi untuk Ekonomi Laut Berkelanjutan: Visi untuk Perlindungan, Pemberdayaan, dan Kesejahteraan’ itu diluncurkan oleh ke-14 negara pada Rabu (2/12), dan mencakup 74 tindakan priorias yang fokus pada lima area, yakni kekayaan laut, kesehatan laut, keadilan laut, pengetahuan laut, dan keuangan laut.

Agenda aksi laut baru tersebut, apabila tercapai, dikatakan dapat membantu menghasilkan makanan enam kali lebih banyak dari sumber laut, menghasilkan 40 kali lebih banyak energi terbarukan, mengentaskan jutaan orang dari kemiskinan, dan berkontribusi terhadap seperlima pengurangan emisi gas rumah kaca yang diperlukan untuk menjaga kenaikan suhu bumi tidak melebihi 1,5 derajat Celsius.

“Peluncuran dokumen Transformasi merupakan awal yang sangat baik untuk memandu kita semua dalam mengelola lautan secara berkelanjutan. Panel Laut harus menjadi kekuatan pendorong untuk menghidupkan kembali revolusi mental untuk melindungi laut,” kata Jokowi.

Para anggota Ocean Panel juga mendorong para pemimpin negara bagian pesisir dan laut di seluruh dunia untuk bergabung dalam komitmen untuk mencapai tujuan 100 persen, agar seluruh Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE) dikelola secara berkelanjutan sebelum 2030.


Baca juga: PBB desak semua negara untuk sebut pelaut pekerja penting

Baca juga: Diinisiasi Indonesia, PBB sahkan resolusi untuk lindungi pelaut


Pewarta: Aria Cindyara
Editor: Fardah Assegaf
Copyright © ANTARA 2020