Pertanyaannya kenapa kita tidak ada pabrik pakan ternak, karena tidak ada bahan baku sehingga setiap tahun uang yang keluar dari provinsi ini Rp1,1 triliun untuk pakan
Kupang (ANTARA) - Gubernur Nusa Tenggara Timur Viktor Bungtilu Laiskodat mengatakan provinsi setempat mengeluarkan dana senilai Rp1,1 trilun setiap tahun untuk pengadaan pakan bagi ternak babi dan ayam.

"Pertanyaannya kenapa kita tidak ada pabrik pakan ternak, karena tidak ada bahan baku sehingga setiap tahun uang yang keluar dari provinsi ini Rp1,1 triliun untuk pakan," katanya dalam Seminar Nasional Pertanian VII yang digelar Fakultas Pertanian Universitas Nusa Cendana Kupang, yang digelar secara virtual di Kupang, Jumat.

Kebutuhan pakan ternak untuk NTT setiap tahun mencapai hingga 200 ribu ton sehingga menjadi peluang besar untuk menghadirkan pabrik pakan ternak, katanya dalam seminar bertema "Pola Pertanian Lahan Kering Berkelanjutan" yang berlangsung selama 26-27 November 2020.

Gubernur Laiskodat mengatakan, NTT sebenarnya memiliki potensi yang melimpah untuk menghasilkan bahan bahan baku pakan ternak babi dan ayam di antaranya jagung, tepung ikan, dan protein yang lainnya, namun belum dikembangkan secara optimal.

Kondisi ini, lanjut dia, yang mendorong pemerintah provinsi untuk menghadirkan program Tanam Jagung Panen Sapi agar selain dapat memberikan keuntungan bagi petani sendiri juga bisa dipasok untuk kebutuhan bahan baku pakan ternak.

"Apabila program ini bersinergi dengan perguruan tinggi yang melibatkan mahasiswa secara aktif maka lahan-lahan kering di NTT yang begitu banyak dapat dimanfaatkan," katanya.

Gubernur Viktor memastikan terus mendorong pengembangan pertanian karena merupakan salah satu rantai pasok utama bagi sektor pariwisata yang menjadi penggerak utama perekonomian di NTT.

Ia mengatakan, Pemerintah Pusat telah memberikan dukungan dengan membangun sejumlah bendungan besar di NTT. Namun, lanjut dia, pemanfaatannya untuk pertanian belum dirancang dengan cara berpikir yang tepat.

Oleh karena itu pemerintahannya mempersipkan rancangan untuk menjadikan bendungan-bendungan yang sudah ada sebagai jantung yang memompa air bagi kebutuhan pertanian melalui pipa-pipa yang akan dipasang pemerintah provinsi.

"Kalau ini jalan maka kita tidak takut lagi karena supply change-nya ada. Kita bisa bangun pabrik di sini sehingga pakan ternaknya akan murah dan hasilnya bisa dipasok untuk kebutuhan pariwisata adan lainnya," katanya.

Baca juga: Pengiriman ternak dari NTT sesuai protokol kesehatan COVID--19
Baca juga: Pemprov NTT alihkan anggaran ternak babi Rp2miliar, tangani COVID-19

Pewarta: Aloysius Lewokeda
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2020