Jakarta (ANTARA) - Kementerian BUMN menggandeng Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dalam upaya membina kepribadian seluruh karyawan BUMN, terutama muslim agar terjadi penerapan Akhlak sebagai nilai baru untuk meningkatkan kinerja perusahaan BUMN.

Para ulama dari kalangan NU akan dilibatkan untuk mengisi ceramah dan kajian di berbagai masjid yang terdapat di seluruh perkantoran BUMN.

"Ajaran Islam yang disyiarkan NU serupa dengan pencanangan nilai Akhlak di BUMN, yakni bertujuan membangun dan mengembangkan insan masyarakat yang bertaqwa kepada Allah, cerdas, terampil, berakhlak mulia, tentram, adil, dan sejahtera. Kami melibatkan peran aktif NU agar Islam ramah ala NU dapat mewarnai pemahaman keagamaan di lingkungan seluruh BUMN," ujar Menteri BUMN, Erick Thohir dalam keterangan resmi di Jakarta, Jumat.

Baca juga: PBNU imbau BUMN dukung program ekonomi kerakyatan

Disampaikan, kerja sama dalam syiar Islam itu merupakan kelanjutan dari kolaborasi antara Kementerian BUMN dan PB NU yang ditandatangani September lalu yang meliputi beberapa program terkait pemberdayaan sumber daya manusia, optimalisasi peran usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM), hingga pembinaan masyarakat dan tanggung jawab sosial serta lingkungan.

Keterlibatan para kyai dan ustadz dari NU itu untuk mengisi kajian dan ceramah di lingkungan masjid BUMN merupakan bagian dalam pembinaan dan pemberdayaan sumber daya manusia agar sesuai dengan Al-Qur’an dan As-Sunnah, sebagai asas pokok pembentukan jati diri muslim.

Dalam waktu dekat, para kyai dan ustadz dari NU akan menjadi khotib dan imam ibadah sholat Jum'at di 22 masjid yang ada di lingkungan perusahaan BUMN di Jakarta dan Tangerang.

Baca juga: Erick nilai dukungan NU penting dalam penanganan COVID-19 dan ekonomi

Tercatat ada tujuh masjid di Jakarta Pusat, sembilan di Jakarta Timur, empat di Jakarta Selatan, serta masing-masing satu masjid di Jakarta Utara dan Tangerang yang menjadi inisiator kerjasama syiar Islam tersebut.

"Saya berharap program ini bisa membentuk seluruh karyawan BUMN memiliki aqidah yang benar berdasarkan ilmu, menjadikan Al-Qur'an dan As-Sunnah sebagai pedoman dalam memahami tauhid yang sesuai pemahaman Salafush Shalih, sekaligus membentengi dari pemikiran-pemikiran yang menyimpang dalam Islam," kata Menteri Erick.

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2020