permasalahan yang paling banyak dihadapi di desa adalah bagaimana memasarkan
Jakarta (ANTARA) - Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar mengatakan digitalisasi sebagai bagian penting dari upaya untuk mempercepat pembangunan di desa.

"Kenapa digitalisasi menjadi bagian penting? Karena kita tidak bisa terus melakukan atau berposisi pada posisi hari ini, di mana tuntutan zaman, tuntutan perkembangan, tuntutan situasi kita terus bergerak menuju pada satu situasi yang disebut zaman digital,” kata Mendes Halim dalam webinar yang diselenggarakan Program Studi Pengembangan Masyarakat Islam, Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta, Senin.

Mendes Halim, atau yang akrab disapa Gus Menteri, menilai desa sebagai bagian penting dari sebuah proses pembangunan tidak boleh terus bertahan pada posisi-posisi yang lama.

Untuk itu, Kemendes PDTT menjadikan digitalisasi ekonomi desa sebagai salah satu program utama atau prioritas utama di dalam upaya pembangunan desa.

Menurut Gus Menteri, definisi digitalisasi secara makro tidak terlepas dari keterlibatan digitalisasi di desa. Oleh karena itu, ia menilai digitalisasi ekonomi desa sebagai bagian penting dari digitalisasi desa.

“Jadi bicara digitalisasi itu sebenarnya kalau makronya ya digitalisasi desa. Tetapi, yang menjadi prioritas hari ini adalah digitalisasi ekonomi desa,” kata mantan Ketua DPRD Jawa Timur itu.

Baca juga: Kemendes PDTT jadikan digitalisasi desa prioritas program pada 2021

Baca juga: Mendes PDTT nilai program digitalisasi desa tidak bisa ditunda lagi


Ia menjelaskan bahwa alasan digitalisasi ekonomi menjadi prioritas utama, terlebih dalam situasi pandemi COVID-19, adalah untuk memudahkan pemasaran berbagai potensi dan berbagai produk yang dihasilkan oleh desa.

“Jadi kalau bicara tentang potensi desa, itu di mana-mana sudah bagus. Tidak mungkin kita kemudian memiliki potensi luar biasa tapi tidak tertangani dari sisi pengenalan dan pemasaran. Justru permasalahan yang paling banyak dihadapi di desa adalah bagaimana memasarkan itu," katanya menjelaskan.

Untuk mengatasi itu, yang harus menjadi prioritas adalah menemukan offtaker atau para pelaku yang diharapkan mampu menjadi media untuk mentransformasi berbagai potensi desa, sehingga produk desa dapat dipasarkan, baik di pasar domestik maupun di luar negeri.

Menurut Gus Menteri, digitalisasi desa memberikan beberapa keuntungan dalam pemasaran produk, antara lain memutus mata rantai pemasaran yang mengakibatkan produk menjadi lebih mahal. Berikutnya digitalisasi juga dapat mendekatkan pembeli dengan penjual.

Oleh karena itu, ia berupaya maksimal agar Program Studi Pengembangan Masyarakat Islam di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta menjadi bagian penting dari upaya pembangunan desa.

“Karena memang pada kenyataannya, di desa-desa sangat membutuhkan pengembang masyarakat utamanya terkait dengan agama, khususnya agama Islam. Karena kita maklumi dan kita pahami bersama Indonesia mayoritas agamanya adalah pemeluk agama Islam,” demikian kata Gus Menteri.

Baca juga: Mendes PDTT dorong digitalisasi desa wisata

Baca juga: Mendes PDTT: SDM dan ekonomi berperan penting dalam pembangunan desa

 

Pewarta: Katriana
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2020