Malang, Jawa Timur (ANTARA) - Sekelompok mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) menggagas pembuatan boneka torso ikan (bonikan) berbahan silikon sebagai alat peraga tiga dimensi untuk alat bantu dalam proses pembelajaran anatomi dan morfologi ikan yang hampir serupa dengan aslinya.

Torso ikan itu merupakan salah satu karya Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Bidang Kewirausahaan yang didanai oleh Kemendikbud pada tahun 2020.

Salah satu penggagas bonikan dari Fakultas Peternakan UB Andika Harahap di Malang, Jawa Timur, Senin mengatakan penciptaan alat itu ini didasari oleh visi Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BPSDM KP) Kementerian Kelautan dan Perikanan, yaitu "Mencetak SDM Unggul bagi Pembangunan Kelautan dan Perikanan yang Berdaya Saing dan Berkelanjutan untuk Kesejahteraan Masyarakat".

"Hal ini selaras dengan pernyataan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (2016) bahwa SMK Perikanan dan Kelautan merupakan salah satu dari empat bidang SMK yang menjadi perhatian lebih," katanya.

Menurut Andika, peningkatan ruang edukasi mengenai dunia perikanan belum cukup untuk mendukung visi yang dicanangkan pemerintah, melalui BPSDM KP, karena peningkatan kualitas pembelajaran anatomi dan morfologi ikan masih monoton.

Ia menuturkan, upaya peningkatan kualitas pembelajaran anatomi dan morfologi biasanya menggunakan alat peraga ikan (torso ikan) yang saat ini masih berbahan kayu, gypsum atau tanah lihat, sehingga menghasilkan produk torso yang kaku, monoton dan kurang menarik.

Sementara itu, terdapat beberapa jenis ikan yang memiliki bentuk anatomi dan morfologi yang berbeda. Oleh karena itu, dibutuhkan torso ikan yang trendi, menarik, edukatif dan menyediakan beberapa model jenis ikan untuk meningkatkan efektivitas dan kemudahan dalam pembelajaran anatomi dan morfologi ikan.

Torso Bonikan berbahan silikon ini memiliki sifat overhaulable (bongkar pasang) dan fitur menarik lainnya, sehingga mampu meningkatkan edukasi bagi siswa maupun mahasiswa, terkait anatomi dan morfologi ikan dari dua kelas besar pisces.

Bonikan itu didesain lebih atraktif pada beberapa bagian organ dalamnya daripada torso ikan yang ada sebelumnya, serta menampakkan bagian organ dalam yang lebih lengkap dan fleksibel.

Torso ini juga dapat menerangkan secara spesifik struktur anatomi dan morfologi dari tiga model ikan yang merepresentasikan dua kelas besar pisces, yaitu kelas Condrichtyes dan kelas Osteichtyes.

Struktur bonikan lebih lunak dan fleksibel, karena terbuat dari bahan baku perpaduan silikon (bersifat foodgrade), resin dan katalis, sehingga belajar terasa lebih efektif, aman, atraktif dan menyenangkan.

Variasi model bonikan menawarkan tiga jenis torso yang berbeda dan warna torso yang hampir serupa dengan aslinya serta harga yang lebih ekonomis dibandingkan dengan torso yang telah beredar di pasaran.

Edukasi mengenai anatomi ikan yang dapat dipelajari dari produk bonikan, di antaranya sistem pernapasan, pencernaan, reproduksi dan urogenitalia, sedangkan morfologi ikan yang dapat dipelajari dari produk ini, di antaranya bentuk sirip, sisik dan mulut ikan.

Selain itu, pada tiap produk terdapat barcode yang dapat memberikan akses informasi bagi pengguna untuk mengetahui taksonomi dan ciri khusus dari ikan yang dijadikan model.

Ketiga model ikan yang menjadi torso unggulan produk bonikan adalah ikan hiu, lele dan ikan mas. "Harapannya dengan adanya inovasi bonikan ini mampu meningkatkan pemahaman dan cara belajar baru yang lebih efektif, aman, atraktif dan menyenangkan pada anatomi dan morfologi ikan dari dua kelas besar pisces, sehingga tercipta masyarakat yang cerdas," tuturnya.

Inovasi bonikan tersebut, selain digarap Andika Harahap (Mahasiswa Peternakan, 2016), juga melibatkan beberapa mahasiswa lainnya, yakni Bagas Prasetya dan Diki Sodikin (Mahasiswa Perikanan dan Ilmu Kelautan UB 2017), Surani Ulfa (Fisika, 2017), dan Fida Fauzia (Desain Grafis Vokasi, 2017).

Keempat mahasiswa lintas fakultas tersebut, berkarya di bawah bimbingan dosen yang berkompeten di bidang Budi Daya Perairan, yakni Muhammad Fakhri.

Pewarta: Endang Sukarelawati
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2020