Kami masih membutuhkan paling tidak lima dokter spesialis lagi. Saat ini, yang sudah ada spesialis penyakit dalam dan dalam waktu dekat dokter spesialis paru akan datang. Ini dari Jakarta, kita kontrak untuk bertugas di RSUD Papua Barat
Manokwari (ANTARA) - Satu dokter spesialis paru segera tiba di Manokwari untuk membantu penanganan COVID-19 di daerah tersebut, kata Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Provinsi Papua Barat, dr Arnoldus Tiniap.

"Saat ini kami juga masih terus berbenah untuk mengoptimalkan pelayanan. Sementara ini, RSUD masih fokus menangani pasien COVID-19 dengan gejala ringan karena peralatan dan tenaga kesehatan terbatas," katanya di Manokwari, Rabu.
.
Ia menjelaskan bahwa saat ini RSUD Papua Barat belum membuka pelayanan umum karena peralatan sedang disiapkan. "Mudah-mudahan November atau Desember sudah bisa melakukan layanan," katanya.

Dari kesiapan gedung, kata dia,  secara keseluruhan rumah sakit yang berada di Manokwari itu memiliki sebanyak 250 ruang atau kamar tidur pasien. Saat ini baru 110 yang dapat digunakan.

"Dan karena yang kita rawat ini pasien COVID-19, kita perlu mengatur jarak, ventilasi udara dan lain sebagainya. Sehingga kapasitas tampungnya hanya 55 orang. Untuk ruangan bisa kita cepat siapkan, yang menjadi kendala adalah sumber daya manusia (SDM)," katanya.

Ia mengatakan untuk SDM, terutama tenaga dokter, rumah sakit yang resmi beroperasi pada 23 Juni 2020 itu saat ini baru memiliki satu dokter spesialis dan 12 dokter umum.

"Kami masih membutuhkan paling tidak lima dokter spesialis lagi. Saat ini, yang sudah ada spesialis penyakit dalam dan dalam waktu dekat dokter spesialis paru akan datang. Ini dari Jakarta, kita kontrak untuk bertugas di RSUD Papua Barat," katanya.

Dokter spesialis yang masih dibutuhkan untuk mendukung pelayanan di rumah sakit tersebut antara lain anestesi, patologi klinik, radiologi, serta dokter spesialis jiwa.

"Semua statusnya kontrak, tahun ini kita kontrak sampai bulan Desember. Untuk tahun 2021 nanti kita akan ajukan lagi," demikian Arnold Tiniap.

Baca juga: Positif COVID-19 1.333 kasus, Papua Barat butuh dokter spesialis paru

Baca juga: UNIPA Manokwari kembali lahirkan delapan dokter muda Papua

Baca juga: Pegunungan Arfak hanya memiliki dua dokter

Pewarta: Toyiban
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2020