Yogyakarta (ANTARA) - Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Prof. Yudian Wahyudi mendorong generasi muda sebagai kelompok pengguna internet terbesar memanfaatkan media sosial sebagai sarana bela negara.

"Sebagai negara dengan jumlah pengguna internet terbesar kelima di dunia, Indonesia mestinya tidak hanya menjadi konsumen teknologi," kata Yudian Wahyudi dalam acara Pengenalan Kehidupan Kampus untuk Mahasiswa Baru (PKKMB) di kampus Sekolah Tinggi Multi Media "MMTC" Yogyakarta, Kamis.

Menurut dia, selain menjadi konsumen teknologi, bangsa Indonesia harus bisa mentransformasikan manfaat teknologi media untuk memperkuat perekonomian, mempererat persatuan bangsa, mendorong literasi media, mencegah berita hoaks, dan menjaga Pancasila dari rongrongan ideologi transnasional.

Bela negara, kata Yudian, bukan hanya penting di masa revolusi kemerdekaan, tetapi juga masa kini karena tantangan ekonomi global seperti konflik perbatasan, pertarungan ideologi, perubahan iklim hingga kondisi krisis akibat pandemi adalah juga ancaman terhadap kesatuan dan kelangsungan negara.

Menurut dia, dalam sistem pertahanan semesta, seperti amanat Undang-Undang (UU) Nomor 3 Tahun 2002, bela negara merupakan hak dan kewajiban setiap warga negara.

Baca juga: IPB University gelar kuliah bela negara

Dalam kesempatan yang sama, Yudian juga menekankan peran penting generasi muda sebagai aktor penggerak sejarah. Terlebih lagi Indonesia diprediksi menjadi kekuatan ekonomi dunia berkat bonus demografi.

"Menyebarnya semangat nasionalisme dimotori oleh tokoh pers seperti Tirto Adisoeryo. Tetapi Sumpah Pemuda 1928 menjadi momentum pelembagaan nasionalisme," kata dia.

Ia berharap melalui bidang dan minat masing-masing, generasi muda diharapkan bisa terlibat dalam kegiatan bela negara.

Keterlibatan bela negara adalah wujud dari rasa syukur karena Indonesia, kata Yudian, merupakan bangsa yang paling dimanja oleh Tuhan.

Partisipasi generasi muda dalam upaya bela negara di bidangnya masing-masing, menurut dia, juga merupakan pengejawantahan Pancasila dalam tindakan.

"Keterkaitan antara pemahaman dan pengamalan dalam tindakan akan memastikan Pancasila selalu relevan menjadi 'living ideology' dan 'working ideology," kata Yudian.

Baca juga: Kasad dukung program bela negara untuk generasi milenial

Baca juga: Kader bela negara akan buka dapur umum untuk warga terdampak COVID-19

Baca juga: Putri Koster minta orang tua tanamkan nasionalisme sejak dini

Baca juga: MPR ajak warga turut bela negara cegah penyebaran COVID-19

 

Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2020