Jakarta (ANTARA) - Balai Latihan Kerja (BLK) di seluruh Indonesia yang berada di bawah Kementerian Ketenagakerjaan (Kemanker) telah menghasilkan 1,6 juta produk alat kesehatan (alkes) untuk membantu tenaga kesehatan dan masyarakat umum mencegah penyebaran COVID-19.

"BLK diarahkan untuk menyelenggarakan pelatihan penanganan dampak COVID-19 yang ditujukan untuk menyiapkan dan memproduksi barang atau alat yang dapat membantu masyarakat dalam pencegahan penularan COVID-19," kata Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah ketika membuka pelatihan berbasis kompetensi (PBK) di Serang, Banten, yang dipantau virtual dari Jakarta pada Selasa.

Alkes hasil dari pelatihan tersebut, kata dia, akan didistribusikan dan dihibahkan secara gratis ke Satgas Penanggulangan COVID-19, rumah sakit dan berbagai lembaga keagamaan, serikat pekerja serta berbagai organisasi lain.

Baca juga: Kemnaker minta perusahaan susun pola kerja hindari penumpukan orang

Baca juga: Kemnaker apresiasi kontribusi BLK Kendari tanggap COVID-19


Pembuatan alkes oleh BLK tersebut merupakan salah satu langkah yang diambil oleh Kemnaker dalam menghadapi COVID-19 dan dampaknya. Anggarannya dari hasil melakukan fokus ulang tanggap COVID-19 dengan mengoptimalkan fungsi BLK yang berada di bawahnya.

"Sejak COVID-19 sampai ke Tanah Air, seluruh resources yang kita miliki harus diarahkan untuk membantu penanganan COVID-19," kata Menaker.

Sebanyak 8.876 peserta pelatihan di seluruh BLK membuat alkes yang diperlukan masyarakat untuk mencegah COVID-19 dengan melibatkan 23 BLK UPTP, 71 BLK UPTD, dan 10 BLK Komunitas.

BLK yang berada di bawah Kemnaker telah menghasilkan sebanyak 1,5 juta masker, 47 ribu alat pelindung diri (APD), 50 ribu hand sanitizer, 26 ribu pelindung wajah, dan 1.116 wastafel.*

Baca juga: Kemnaker catat 3 juta pekerja terdampak COVID-19

Baca juga: Menaker: Pekerja terdampak COVID-19 bisa lebih dari 3 juta orang

Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020