Diprediksi angka positif terus meningkat karena strategi gugus tugas adalah mencari sebanyak-banyaknya kasus konfirmasi baru dalam waktu singkat
Samarinda (ANTARA) - Lonjakan kasus COVID-19 terjadi lagi dalam sepekan terakhir, membuat Pemerintah Kota Samarinda, Kalimantan Timur kembali menerapkan kebijakan work from home (WFH) atau bekerja dari rumah bagi aparatur sipil negara di lingkup pemkot setempat.

Kepala Dinas Kesehatan Samarinda, Ismid Kosasih, di Samarinda, Jumat, mengatakan kebijakan bekerja dari rumah tersebut juga didasari adanya temuan kasus baru, yakni salah satu ASN Pemkot Samarinda yang terkonfirmasi positif COVID-19.

"ASN positif virus corona tersebut merupakan staf di Balai Kota Samarinda, sehingga pemkot langsung memberlakukan 'work from home' (bekerja dari rumah). Terhitung sejak 17 Juli 2020," kata dia.

Kebijakan bekerja dari rumah kembali diberlakukan Pemkot Samarinda terhadap pegawainya setelah 1 Juni 2020 kebijakan tersebut diberlakukan tahap relaksasi.

"Kami akan melihat situasi dan kondisi dulu di lapangan kapan WFH ini berakhir," kata Ismid yang juga Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Samarinda.

Perkembangan kasus pandemi di ibu kota Provinsi Kaltim tersebut telah memasuki gelombang kedua dan diduga telah terjadi transmisi lokal.

Pihaknya akan melakukan tes usap bagi seluruh pegawai di lingkungan Pemkot Samarinda, sebagai langkah pelacakan atas kasus yang baru ditemukan tersebut.

Baca juga: COVID-19 melonjak lagi, ASN Pekanbaru kembali kerja di rumah

Dalam tahap awal, pihaknya sudah melakukan penyemprotan disinfektan secara menyeluruh melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Samarinda.

"Diprediksi angka positif terus meningkat karena strategi gugus tugas adalah mencari sebanyak-banyaknya kasus konfirmasi baru dalam waktu singkat,” tuturnya.

Pada Jumat, 18 kasus terkonfirmasi positif COVID-19 di Kota Samarinda.

Akumulasi kasus positif di Samarinda naik menjadi 151 kasus, dengan 64 pasien tingkat kesembuhan dan lima di antaranya meninggal dunia. Tersisa 82 pasien masih menjalani perawatan.

Ia mengatakan struktur penduduk yang majemuk serta perpindahan penduduk keluar dan masuk cukup berpengaruh pada peningkatan kasus.

"Ingat selalu dengan protokol kesehatan. Pakai masker dan jaga jarak. Hindari kerumunan dan disiplin dengan kesehatan,” katanya.

Baca juga: Aman saat WFH, jangan sembarangan pasang aplikasi
Baca juga: WFH berakhir, ASN Papua Barat mulai masuk kantor Rabu 15 Juli 2020


Pewarta: Arumanto
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2020