khawatir kalau sistem ganjil genap diberlakukan akan membuat angkutan umum penuh
Jakarta (ANTARA) - Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya mengatakan salah satu alasan menunda aktivasi sistem ganjil genap adalah demi menjaga protokol kesehatan physical distancing di dalam kendaraan umum.

"Tentu pemerintah bersama Ditlantas Polda Metro Jaya kita akan mengkaji, karena apa? Karena kita kan berupaya supaya tetap menjaga physical distancing di kendaraan umum ya," kata Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Sambodo Purnomo Yogo di Mako Polda Metro Jaya, Rabu.

Baca juga: Polisi sebut aktivitas perkantoran picu kepadatan lalu lintas Ibu Kota

Selain itu, Sambodo juga mengatakan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan juga belum memberikan instruksi untuk mengaktifkan kembali sistem ganjil genap.

Sambodo mengatakan apabila sistem ganjil genap kembali diaktifkan di masa PSBB transisi, dikhawatirkan penumpang angkutan umum akan membeludak.

Baca juga: PSBB transisi, arus lalin jalan protokol Jakbar meningkat 80 persen

"Kalau misal kita aktifkan ganjil genap, maka misal hari ini tanggal ganjil, penumpang pemilik kendaraan genap tentu dia akan mengalihkan ke angkutan umum, jadi takutnya nanti justru physical distancing 50 persen di angkutan umum tidak terjaga," kata dia.

Meski volume kendaraan di jalanan ibu kota hampir mencapai volume normal, Sambodo mengatakan sistem ganjil genap belum diperlukan lantaran adanya surat edaran gugus tugas terkait pembagian jam masuk kantor yang cukup membantu mengurangi kepadatan arus lalu lintas.

Baca juga: Hari pertama pembukaan kantor, lalin di Jaktim kembali macet

"Surat edaran dari satuan gugus tugas yang menyatakan bahwa ada pembagian jam masuk kantor jam 7.00 WIB dan jam 10.00 WIB, ini saya rasa cukup membantu terutama bagi penumpang angkutan umum yang setiap pagi komuter bergerak dari arah Bodetabek masuk Jakarta," pungkasnya.

Pewarta: Fianda Sjofjan Rassat
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2020