ini kita harapkan berbasis kepada masyarakat
Jakarta (ANTARA) - Penerapan Dukungan Kesehatan Jiwa dan Psikososial (DKJPS) dalam masa pandemi COVID-19 tidak bisa dilakukan oleh sektor tertentu tapi harus terjadi kolaborasi semua pihak termasuk masyarakat.

"Perlu kolaborasi karena ini tidak bisa dilakukan sektor tertentu saja," kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Masalah Kesehatan Jiwa dan Napza, Kementerian Kesehatan Dr. Fidiansjah, Sp.Kj. dalam diskusi online yang diadakan Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) di Jakarta, Rabu.

Penanganan psikis dengan implementasi DKJPS, kata dia, harus bermuara dan bersumber dari masyarakat. Banyak keterampilan dan pelatihan yang bisa didelegasikan kepada masyarakat untuk membuatnya lebih mandiri untuk melakukan kiat praktis dengan dukungan dari psikolog klinis profesional.

Baca juga: Psikolog tegaskan isolasi sosial dapat berdampak kepada psikis
Baca juga: Psikolog bagikan cara beri dukungan sosial saat pandemi COVID-19


Kemenkes sendiri sudah meluaskan akses dukungan psikososial dan telah meluncurkan pedoman DKJPS dalam masa pandemi COVID-19.

Untuk menyukseskan DKJPS di masyarakat maka diharapkan adanya Desa Siaga COVID-19 yang penduduknya memiliki kesiapan sumber daya dan kemampuan untuk mengatasi masalah kesehatan tidak hanya fisik tapi juga jiwa.

Desa Siaga COVID-19 itu bisa diturunkan lagi menjadi RT/RW Siaga Sehat Jiwa sehingga mereka betul-betul bisa bekerja sama dengan lintas profesi terkait mulai dari Dinas Kesehatan Provinsi dan Kabupaten sampai Puskesmas.

"Sehingga terbentuknya kekuatan masyarakat yang sehat jiwa dalam setiap tataran RT/RW dan desa, ini kita harapkan berbasis kepada masyarakat," kata dia.

Di titik itulah terdapat peran penting psikolog klinis untuk bisa mengedukasi dan memberikan panduan keterampilan praktis kepada masyarakat untuk menerapkan prinsip pendampingan DKJPS, tegas dia.

Baca juga: Psikolog tekankan pentingnya jaga kesehatan mental saat PSBB
Baca juga: 1.595 orang di Jakarta dapat layanan kesehatan jiwa COVID-19
Baca juga: Diduga stres, seorang ODP kabur dari rumahnya

Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2020