Sembilan ODP di Kabupaten Buru ini memiliki riwayat perjalanan dari zona merah. Bahkan ada yang menjadi kontak erat pasien kasus 16 yang saat ini diisolasi di Rumah Sakit Tentara (RST) Tingkat II dr J.A. Latumeten Ambon
Ambon (ANTARA) - Tim Kesehatan Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Provinsi Maluku melakukan pengambilan sampel "swab" usapan rongga mulut, hidung dan tenggorokan untuk proses tes menggunakan metode Polymerase Chain Reaction (PCR) terhadap sembilan orang dalam pemantauan (ODP) di Kabupaten Buru, yang berada di Pulau Buru.

"Sembilan ODP di Kabupaten Buru ini memiliki riwayat perjalanan dari zona merah. Bahkan ada yang menjadi kontak erat pasien kasus 16 yang saat ini diisolasi di Rumah Sakit Tentara (RST) Tingkat II dr J.A. Latumeten Ambon," kata Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kabupaten Buru, Nani Rahim yang dihubungi ANTARA dari Ambon, Selasa.

Dia mengatakan bahwa pasien kasus 16 merupakan mahasiswa asal Kabupaten Alor, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) yang melakukan perjalanan ke Kabupaten Buru bersama rekan-rekannya yang merupakan mahasiswa asal daerah tersebut.

Menurut dia pengambilan sampel "swab" pada Selasa siang itu merupakan yang kedua setelah yang pertama dilakukan pada Senin (20/4) oleh Tim Kesehatan Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Maluku.

"Sampel 'swab'-nya sementara disimpan pada media transfer dan akan dibawa tim ke Ambon Selasa (21/4) malam ini menggunakan Kapal Motor Penyeberangan (KMP) feri untuk selanjutnya diperiksa di Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BTKL-PP) Kelas II Ambon," katanya.

Dinas Kesehatan Kabupaten Buru, kata dia, juga menyertakan empat orang tenaga laboratoriumnya untuk melihat dan memelajari proses dan cara pengambilan sampel "swab" sekaligus melatih mereka untuk menjadi tim pengambil sampel COVID-19 di kabupaten tersebut.
Empat tenaga laboratorium Dinas Kesehatan Kabupaten Buru yang terlibat bersama Tim Gugus Tugas COVID-19 Maluku dalam pengambilan sampel "swab" sembilan orang dalam pemantauan (ODP) di Namlea, Kabupaten Pulau Buru, Selasa (21/4/2020). (FOTO ANTARA/Jimmy Ayal)

Menurut dia, sembilan ODP tersebut sempat menjalani pemeriksaan cepat (rapid test) menggunakan Rapid Diagnose Test (RDT) test kit, di mana lima orang di antaranya reaktif, dan mereka merupakan pelaku perjalanan dari Jakarta, Malang, Bogor dan Solo.

Sedangkan empat lainnya menjalani pemeriksaan dengan RDT hingga tiga kali, tetapi hasilnya diragukan karena mereka merupakan pelaku perjalanan dari Makassar, Surabaya, dan Jakarta, di mana satu d iantaranya merupakan kontak erat pasien kasus 16.

Menurut Nani Rahim, berdasarkan hasil "tracking" (pelacakan) tercatat 21 orang mahasiswa asal Kabupaten Buru yang baru kembali Jakarta dan bersama-sama dengan pasien kasus 16, dan sudah menjalani isolasi mandiri selama 14 hari di penginapan Senyum Bupolo dan Silta, bahkan 12 orang telah kembali ke kampung masing-masing.

"Namun karena pasien asal Alor dinyatakan positif terpapar COVID-19 pada 17 April 2020, maka mereka menjalani karantina lanjutan di kampung masing-masing, dengan pengawasan ketat aparat," katanya.

Dia memastikan pada Rabu (22/4) ke-12 mahasiswa lainnya akan menjalani tes cepat dengan metode RDT secara terpusat di empat puskesmas yakni di Airbuaya, Fenalisela, Lolongquba dan Waelata.

"Jika hasil RDT ada yang reaktif maka akan langsung dievakuasi ke Namlea, Ibu Kota Kabupaten Buru untuk pengambil sampel 'swab' guna diperiksa di BTKL-PP Ambon," demikian Nani Rahim.

Baca juga: Balai Kesehatan Ambon kekurangan pemeriksa sampel pasien COVID-19

Baca juga: Dari tiga jadi 12, kasus positif COVID-19 di Maluku alami lonjakan

Baca juga: Pemprov Maluku alokasikan Rp178 miliar tangani dampak COVID-19


Baca juga: Buru dan Buru Selatan butuhkan penyelesaian jalan buka keterisolasian

 

Pewarta: Jimmy Ayal
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2020