New Delhi/Kuala Lumpur (ANTARA) - Pemerintah India sepakat menjual pil hidroksiklorokuin ke Malaysia untuk mengobati pasien COVID-19, kata Wakil Menteri Luar Negeri Malaysia, Kamarudin Jaffar, Rabu, setelah otoritas di New Delhi mencabut sebagian larangan ekspor obat antimalaria itu.

India merupakan negara pembuat hidroksiklorokuin terbesar di dunia. Penjualan obat antimalaria itu meningkat pesat di banyak negara, khususnya di Amerika Serikat, setelah Presiden AS Donald Trump mengklaim hidroksiklorokuin berpotensi ampuh menyembuhkan COVID-19, penyakit yang disebabkan jenis baru virus corona, SARS-CoV-2.

New Delhi bulan lalu memberhentikan ekspor hidroksiklorokuin demi mengamankan persediaan dalam negeri. Langkah itu dilakukan sebelum pemerintah pada bulan ini menyetujui pengiriman obat antimalaria itu ke negara tetangga dan "negara-negara lain yang terdampak parah oleh pandemi".

"Pemerintah India pada 14 April telah mengeluarkan izin untuk Malaysia mengimpor 89.100 tablet (hidroksiklorokuin, red)," kata Wakil Menlu Malaysia, Jaffar.

"Kami akan berupaya mengimpor lebih banyak pil hidroksiklorokuin dari India, yang jadi sumber persediaan," ujar dia.

Baca juga: Ahli jelaskan alasan obat malaria bisa digunakan untuk COVID-19

Akan tetapi, Kementerian Luar Negeri India belum memberi tanggapan terkait pernyataan Malaysia itu.

Malaysia telah menggunakan hidroksiklorokuin untuk pasien COVID-19 dengan gejala ringan bersama dengan obat-obatan lain, menurut penjelasan prosedur yang ditetapkan otoritas terkait.

Negara berjuluk Negeri Jiran itu memiliki jumlah pasien COVID-19 tertinggi kedua di Asia Tenggara dengan 5.000 kasus positif dan 82 korban jiwa.

Keputusan India menjual obat antimalarianya ke Malaysia menunjukkan hubungan dua negara mulai membaik. Hubungan India dan Malaysia sempat memburuk setelah sejumlah kebijakan India dikritik oleh Mahathir Mohamad sebelum akhirnya Mahathir mengundurkan diri dari jabatannya sebagai perdana menteri pada Februari.

Baca juga: India izinkan ekspor obat anti-malaria setelah Trump ajukan permintaan

Malaysia telah mengajukan impor lebih dari satu juta pil hidroksiklorokuin ke India, kata dua orang narasumber yang mengetahui rencana pengadaan tersebut. Akan tetapi, dua sumber itu meminta tidak disebutkan jati dirinya karena mereka tak berwenang berbicara kepada media.

"Secara umum, negara-negara akan saling membutuhkan satu sama lain guna memerangi pandemi ini," kata seorang narasumber di India yang mengetahui isu ekspor obat ke Malaysia. "Pada tingkatan global, akan ada hubungan baru yang terbangun," tambah dia.

Teva Pharmaceutical Industries, IPCA Laboratories dan Cadila Healthcare merupakan beberapa pemasok hidroksiklorokuin yang cukup ternama di India.

Cadila telah meningkatkan produksi sepuluh kali lipat jadi 30 metrik ton per bulan dan siap menghasilkan lebih banyak obat jika diperlukan, kata Direktur Pelaksana Sharvil Patel minggu lalu. 


Sumber: Reuters

Baca juga: Lembaga Eijkman akan kembangkan obat terapi pengobatan pasien COVID-19

Baca juga: 74 negara terlibat dalam upaya menemukan obat COVID-19

 

Kenali lebih dekat virus corona - dari cara terhindar hingga obat penawar

Penerjemah: Genta Tenri Mawangi
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2020