Kampanye Global Earth Hour telah berkembang menjadi salah satu gerakan akar rumput terbesar di dunia.
Jakarta (ANTARA) - Untuk memastikan keselamatan publik dan menjaga semangat solidaritas saat krisis kesehatan COVID-19, lebih dari 180 negara memperingati Earth Hour 2020 secara virtual dalam jaringan.

Pemerintah, masyarakat, dan figur publik bersatu memberikan dukungannya untuk alam dan manusia melalui https://www.earthhour.org/voice dalam rangka menyambut Hari Bumi di bulan April, dengan menggaungkan Earth Hour di akhir Maret untuk mengangkat suara dan komitmen individu hingga pebisnis dan organisasi mengenai isu-isu lingkungan.

“Kami sangat prihatin dan berduka dengan adanya wabah virus corona di dunia dan di Indonesia. Selain terus berjuang bersama tenaga kesehatan untuk melawan COVID-19 ini, kita juga wajib memaknai musibah ini sebagai pengingat bahwa ketidakseimbangan dan kesehatan bumi kita sudah dalam kondisi sangat memprihatinkan,” kata Acting CEO WWF-Indonesia Lukas Adhyakso dari keterangan tertulisnya diterima di Jakarta, Jumat.

Gerakan yang disimbolkan dengan pemadaman lampu atau dikenal dengan switch-off pada 2007, Kampanye Global Earth Hour telah berkembang menjadi salah satu gerakan akar rumput terbesar di dunia.

Yayasan WWF-Indonesia pertama kali menggelar Earth Hour pada tahun 2009 dengan kegiatan utama mengajak peran serta masyarakat untuk mematikan lampu dan alat elektronik yang tidak terpakai selama satu jam di rumah hingga ikon-ikon kota.

Tahun 2020 ini, di tengah perjuangan melawan krisis kesehatan akibat wabah virus COVID-19, Indonesia bersama lebih dari 180 negara lainnya tetap melaksanakan peringatan Earth Hour dengan mengadakan ragam kegiatan virtual dalam jaringan atau daring bertajuk “Earth Hour di Rumah”.

Kondisi alam yang terus terdegradasi saat ini menuju pada tingkat yang mengkhawatirkan. Hal ini, menurut dia, mendorong kampanye Earth Hour 2020 berfokus pada pentingnya menekan laju penurunan keanekaragaman hayati demi kesehatan bumi dan kesejahteraan mahluk hidup di dalamnya.

“Terlebih karena tahun ini akan ada setidaknya tiga pertemuan tingkat global membahas alam dan lingkungan yang akan mempengaruhi para pemimpin dunia dalam mengambil keputusan dan langkah penting untuk keanekaragaman hayati, perubahan iklim, dan pembangunan berkelanjutan,” ujar dia.

Selaras dengan hal tersebut, tidak hanya melakukan kegiatan switch-off, Earth Hour tahun ini memfasilitasi masyarakat untuk menyuarakan harapan dan komitmennya melalui pengumpulan suara online di https://www.wwf.id/voice-planet berjudul “Voice for the Planet”.

Peringatan Earth Hour 2020 di Indonesia akan dilaksanakan pada 28 Maret, pukul 20.30-21.30 waktu setempat, dan dilaksanakan live memalui Instagram @ehindonesia.

Pewarta: Virna P Setyorini
Editor: Rolex Malaha
Copyright © ANTARA 2020