Kemenkes juga mengimbau masyarakat agar selalu menjaga kesehatan tubuh dengan meminum air putih 8 gelas setiap harinya.
Jakarta (ANTARA) - Indonesia akhirnya bergabung dengan puluhan negara lain yang memiliki kasus COVID-19 setelah Presiden Joko Widodo mengumumkan pada Senin (2/3) bahwa dua warga Indonesia positif terinfeksi virus yang menghebohkan dunia dalam beberapa bulan terakhir itu.

Pasien nomor 1 dan nomor 2 itu, menurut keterangan Presiden, tertular dari warga negara Jepang yang diketahui terinfeksi penyakit yang disebabkan virus SARS CoV-2 saat tiba di Malaysia usai mengunjungi Indonesia.

Menurut keterangan terakhir dari juru bicara pemerintah untuk penanganan COVID-19, Achmad Yurianto, kasus positif itu dimulai di lantai dansa. Pasien 1 datang menghadiri sebuah acara dansa di salah satu klub di Menteng, Jakarta pada 14 Februari.

Di sana, warga negara Jepang tersebut menjadi pasangan dansa pasien 1, yang memang bergabung dalam komunitas yang rajin melakukan acara dansa.

Tidak lama kemudian pasien 1 mengeluhkan batuk dan demam yang merupakan beberapa gejala COVID-19 dan menulari pasien 2 yang merupakan ibunya. Setelah mendapat info bahwa warga negara Jepang itu terkonfirmasi penyakit itu, keduanya memeriksakan diri ke rumah sakit.

Baca juga: Indonesia miliki kemampuan uji laboratorium Covid-2019

Tapi mengapa pasien 1 bisa tertular? Hal itu dikarenakan penyebaran COVID-19 dari manusia ke manusia sejauh ini telah diketahui terjadi lewat droplet atau percikan cairan tubuh yang keluar ketika bersin atau batuk.

Kontak dekat bisa membuat cairan tersebut mendarat di bagian tubuh orang lain seperti wajah dan dari sana virus COVID-19 masuk dan menyerang sistem pernapasan.

Menanggapi kasus positif di Indonesia itu, Menteri Kesehatan (Menkes) Terawan Agus Putranto meminta masyarakat untuk tetap tenang. Dia juga mengatakan bahwa tingkat kematian dari virus ini lebih rendah dibandingkan H5N1 atau flu burung.

"Ini kan dengan mortality lebih rendah, 2 persen atau kurang tergantung daerahnya," kata Menkes Terawan dalam pernyataan pada Senin (2/3).

Menurut laporan Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) per Kamis (5/3) secara global 95.333 kasus terkonfirmasi dengan jumlah kematian sejauh ini 3.282 jiwa. Dengan tingkat kematian 3,4 persen secara global, kebanyakan merupakan orang lanjut usia dan yang sudah memiliki penyakit kronis sebelumnya.

Berdasarkan data aktual (real time) yang dikumpulkan oleh Center for Systems Science and Engineering (CSSE) Johns Hopkins University, Amerika Serikat per Jumat (6/3), total 55.444 orang sudah sembuh dari virus tersebut.

Tidak mengherankan bila Menkes Terawan menyebutnya sebagai jenis self limited disease atau bisa sembuh sendiri dengan imunitas tubuh yang baik.

Penyakit jenis self limited disease dapat sembuh dengan sendirinya ketika tubuh membangun imunitas untuk melawan virus-virus tersebut.

Baca juga: Menkes: jaga imunitas dan pola hidup bersih cegah terinfeksi virus

Oleh karena itu, Menkes Terawan terus mengingatkan masyarakat untuk menjaga kesehatan dan meningkatkan daya tahan tubuh. Jika tubuh berada dalam keadaan baik maka tidak akan mudah terjangkit virus atau penyakit.

"Bukan hanya GERMAS (Gerakan Masyarakat Hidup Sehat), juga hati pikiran kita. Namanya, psikoneuroimunologi. Kalau kita mendapat persepsi dan hal-hal yang salah tersebut, membuat kita khawatir, cemas, imunitas tubuh kita juga ikut turun," kata Menkes.

GERMAS

Menjaga kondisi tubuh dan kebersihan diri memang salah satu cara sederhana untuk mencegah penularan COVID-19, tegas spesialis paru dr. Andika Chandra Putra.

"Pada prinsipnya kalau yang namanya virus itu self limiting disease artinya tubuh kita bisa memberikan kemampuan untuk melawan dan tergantung kepada daya tahan tubuh, untuk menjaga daya tahan tubuh itu yang paling penting," kata dokter spesialis paru Rumah Sakit St. Carolus Jakarta tersebut.

Tapi bagaimana cara untuk menjaga dan membangun daya tahan tubuh?

Di tengah ancaman mewabahnya COVID-19, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengimbau masyarakat untuk semakin sering menerapkan GERMAS (gerakan masyarakat hidup sehat) dan meninggalkan kebiasaan dan perilaku yang kurang menyehatkan.

Salah satu langkah GERMAS yang paling sederhana untuk menangkal COVID-19 adalah membiasakan mencuci tangan menggunakan sabun. Hal itu harus dilakukan karena COVID-19 menular lewat droplet dan bisa keluar dari mulut orang yang sakit ke benda-benda yang berada di sekitarnya.

Baca juga: Menkes: Tidak semua orang kontak langsung menjadi sakit
 
Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto berbicara dalam konferensi pers di Kemenkes, Jakarta, Senin (2/3/2020). (ANTARA/Katriana)


Benda-benda seperti pegangan pintu, kursi, meja atau bagian dari transportasi publik bisa dipegang oleh banyak orang yang memindahkan virus tersebut. Virus yang bagiannya memiliki lapisan lemak akan terganggu detergen saat mencuci tangan dan merusak susunannya dan membuatnya mati, kata dr Erlina Burhan.

"Untuk orang sehat paling efektif adalah mencuci tangan dibandingkan pakai masker. Masker diutamakan untuk orang sakit," kata spesialis paru RSUP Persahabatan itu.

Selain mencuci tangan, langkah GERMAS yang bisa dilakukan untuk mencegah COVID-19 juga adalah makan dengan gizi seimbang serta rajin berolahraga.

Kemenkes juga mengimbau masyarakat agar selalu menjaga kesehatan tubuh dengan meminum air putih 8 gelas setiap harinya.

Beristirahat dengan cukup juga disarankan untuk dilakukan untuk menjaga tubuh tetap sehat. Merokok juga tidak disarankan untuk dilakukan karena dapat mengurangi ketahanan tubuh.

Baca juga: Menkes: Yang pakai masker itu yang sakit

"Karena salah satu usaha kita untuk tidak tertular adalah dengan menjaga daya tahan tubuh, salah satunya dengan tidak merokok. Karena merokok itu menurunkan daya tahan tubuh dan kita tahu merokok menyebabkan mukus (lendir) menjadi berkurang," kata dr. Andika.

Mukus adalah lendir yang diproduksi kelenjar mukosa untuk melindungi sel-sel epitel yang ada di saluran pernafasan dan saluran pencernaan.

Di tengah kehebohan masyarakat membeli masker karena kepanikan akan COVID-19, Kemenkes menyarankan agar masker digunakan untuk yang sakit seperti batuk dan flu. Jika terpaksa, warga diminta menutup mulut dengan lengan atas bila batuk di tempat umum.

Selain itu, saat menikmati makanan bergizi masyarakat diminta untuk selalu mengonsumsi makanan yang sudah dimasak dengan sempurna dan matang. Persiapan makanan itu juga harus dilakukan dengan higienis.

Yang perlu diingat adalah masyarakat diminta untuk tidak mengonsumsi daging hewan yang berpotensi memiliki corona di dalam tubuhnya seperti kelelawar buah dan trenggiling.

Jika setelah melakukan semua itu masih mengalami demam dan sesak napas, masyarakat diminta untuk segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan.

Selain melakukan semua itu, Menkes Terawan juga mengingatkan untuk selalu berdoa dan bekerja atau ora et labora dan berdasarkan sila pertama di Pancasila yaitu Ketuhanan yang Maha Esa.

"Apapun agamanya selama kita berpegang teguh pada Pancasila, doa itu menjadi hal yang utama," tegas Terawan.

Baca juga: 100 rumah sakit di seluruh Indonesia siap tangani kasus virus corona
​​​​​

Menkes: jangan takut corona

Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Rolex Malaha
Copyright © ANTARA 2020