Jakarta (ANTARA) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah memetakan 295 patahan yang tersebar dari Sumatera hingga Papua dan berpotensi terjadi pergeseran.

"Pergeseran ini nanti akan dianalisa oleh ahli, baik dari BMKG, Badan Informasi Geospasial, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) serta lembaga lainnya," kata Kepala BNPB Doni Monardo di Jakarta, Senin.

Hasil analisa yang akan dilakukan oleh para ahli tersebut berguna bagi pemangku kepentingan dalam mengambil kebijakan termasuk pula sajian informasi secara berkelanjutan kepada masyarakat.

"Tujuannya agar publik terus mendapatkan informasi yang akurat," kata dia.

Analisa-analisa para ahli itu dibutuhkan karena gempa bumi merupakan peristiwa alam yang terus berulang dan telah terjadi puluhan ribu tahun lalu sehingga, kemungkinan tersebut perlu dipelajari untuk meminimalisir kemungkinan terburuk.

Baca juga: Surabaya terancam gempa dari dua patahan yang membesar? Ini faktanya

Baca juga: Pakar bantah isu patahan sesar Surabaya yang membesar

Baca juga: LIPI: Magnitudo gempa susulan variatif efek pergesekan bidang patahan


"Apakah akan terjadi lagi? Ya, sangat mungkin akan terjadi kembali seperti gempa dan tsunami di Aceh ternyata bukan yang pertama tapi sudah berulang kali," katanya.

Selain meningkatkan kewaspadaan dan pengetahuan tentang bencana alam, masyarakat juga diminta untuk berperan aktif dalam membangun mitigasi berbasis vegetasi.

Hal tersebut sesuai dengan perintah presiden untuk membangun mitigasi berbasis vegetasi. Apabila hanya mengandalkan konstruksi buatan manusia saja maka dinilai tidak cukup.

Oleh sebab itu, perlu menggabungkan antara konstruksi buatan manusia dengan mitigasi berbasis vegetasi. Sebagai contoh penanaman mangrove, cemara udang, pohon palaka dan tanaman yang memiliki akar kuat sebagai penahan laju air.

Beragam kombinasi tersebut juga akan disosialisasikan oleh BNPB di kegiatan ekspo pada 20 hingga 22 Oktober 2020. Sasarannya adalah memberikan sebuah perspektif kepada publik dengan beragam ancaman tadi serta solusi penanganannya.*

Baca juga: BNPB: Masyarakat diminta terus tingkatkan pengetahuan mitigasi tsunami

Baca juga: BNPB: Penyediaan selter pengungsi tidak sepenuhnya andalkan pemerintah

Baca juga: BNPB targetkan 40.000 pohon palaka untuk daerah rawan bencana

Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020