London  (ANTARA News) - Krisis finansial global akan mengalihkan perhatian dari berbagai masalah lain yang mendesak, seperti naiknya harga pangan dan energi serta kerusakan lingkungan, peraih Nobel Perdamaian Muhammad Yunus menyatakan kepada AFP, Rabu. Ekonom Bangladesh itu memperingatkan dunia kemungkinan akan menghadapi "krisis yang lebih besar" dengan implikasi finansial dan politik, bila masalah-masalah yang medesak itu tidak mendapat perhatian. "Apa yang kita saksikan sebagai krisis finansial merupakan bagian dari lebih banyak lagi krisis, yang berlangsung serentak pada 2008," kata Yunus dalam wawancara pada pertemuan puncak pemimpin bisnis di London. "Anda ingat krisis pangan? Itu masih berlangsung dan tidak menghilang. Singkatnya, masalah ini makin mendesak dan setiap orang memberikan perhatian."    Kemudian kita mengalami krisis energi, krisis ini masih ada ...  Dan selanjutnya krisis lingkungan, kita belum menyelasaikan apa-apa atas krisis lingkungan", imbuhnya. Profesor Yunus, yang bersama Grameen Bank yang didirikannya meraih Nobel Perdamaian pada 2006 berkat daya upayanya mengangkat penduduk keluar dari kemiskinan absolut dengan memberikan mereka kredit mikro, mengemukakan setiap solusi harus "memberikan perhatian secara simultan pada keempat hal ini."     Yunus juga mengecam bantuan pemerintah kepada berbagai bank, dengan melukiskannya sebagai "menyelamatkan orang yang bertanggung jawab atas terjadinya krisis ini, namun ... tidak memperhatikan korban dari krisis ini."    Dalam beberapa pekan terakhir, para pemerintah di Eropa dan AS telah menjanjikan trilyunan dolar dalam dana pemerintah untuk menyelamatkan berbagai lembaga finansial yang terhuyung-huyung akibat hancurnya pasar kredit, dipicu oleh krisis kredit perumahan rakyat subprima di AS.  (*)

Pewarta:
Copyright © ANTARA 2008