Selain mampu menyedot air sebanyak 36.000 liter per detik, salah satu kelebihan alat pemompa berupa kolam retensi itu dapat menampung 50.000 meter kubik air hujan
Palembang (ANTARA) - Pemerintah Kota Palembang, Sulawesi Selatan mulai mengoperasionalkan alat pompa di Sungai Bendung berkekuatan 36.000 liter per detik yang diklaim dapat mengendalikan genangan banjir.

Wali Kota Palembang, Harnojoyo, Senin, di Palembang mengatakan pompa yang berada di Jalan Ali Gatmir Kelurahan 10 Ilir tersebut akan menyedot air dari titik-titik langganan banjir yang bersinggungan dengan Sungai Bendung.

"Mulai dari daerah Seduduk Putih, IBA, Sekip, Polda Sumsel, dan Talang Aman semuanya bisa disedot dalam waktu singkat," kata Harnojoyo saat peluncuran operasional pompanisasi Sungai Bendung.

Pompanisasi Sungai Bendung dibangun Kementerian PU PR melalui Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Sumatera VIII di atas lahan seluas satu hektare sejak 2015.

Selain mampu menyedot air sebanyak 36.000 liter per detik, salah satu kelebihan alat pemompa berupa kolam retensi itu dapat menampung 50.000 meter kubik air hujan.

Terdapat juga mesin penyaring sampah untuk menghalau sampah dari anak sungai agar tidak ikut tersedot, sebab adanya sampah berpotensi merusak sistem pompa.

Secara keseluruhan proyek pompanisasi Sungai Bendung menelan dana hingga Rp230 miliar sehingga pihaknya mengimbau masyarakat ikut menjaga fungsi pompa.

"Mesin pompa ini fungsinya untuk menyedot air, bukan sampah, jadi kami himbau masyarakat jangan lagi membuang sampah ke anak sungai," katanya.

Kendati telah dioperasionalkan, ia mengakui permasalahan banjir di Kota Palembang belum selesai sepenuhnya karena Pompanisasi Sungai Bendung hanya mengatasi genangan di wilayah tengah kota.

Pemkot Palembang berencana membangun pompanisasi di Sungai Sekanak sebagai muara anak sungai wilayah timur kota dan pompanisasi di Sungai Buah Kalidoni sebagai muara anak sungai wilayah barat kota.

"Jika semuanya sudah ada pompa maka selesailah permasalahan banjir di Kota Palembang," katanya.

Selain sebagai pengendali banjir, komplek pompanisasi Sungai Bendung juga dijadikan taman rekreasi menjadi ruang ketiga bagi masyarakat dalam berinteraksi serta sebagai sarana menumbuhkan kepedulian, demikian Harnojoyo.

Baca juga: BMKG: Curah hujan di Sumsel tertinggi Desember dan Maret

Baca juga: Atasi banjir, Palembang targetkan sistem pompanisasi

Baca juga: WALHI: banjir Palembang akibat drainase kurang memadai

Baca juga: Banjir kepung kota Palembang

Pewarta: Aziz Munajar
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2019