Padang (ANTARA) -
Ilmu Lingkungan Universitas Negeri Padang (UNP) Sumatera Barat akan melakukan penelitian lebih lanjut terkait penyebab kematian massal ikan di hulu Sungai Batang Maek, Kecamatan Pangkalan Koto Baru, Kabupaten Limapuluh Kota.
 
Ketua Program Studi Doktor Ilmu Lingkungan Prof Eri Barlian di Padang, Sabtu mengatakan informasi yang beredar mengenai penyebab ikan mati masih belum jelas kepastiannya, bahkan dari diskusi ilmiah yang dilakukan juga masih belum bisa disimpulkan penyebabnya untuk disampaikan ke masyarakat.
 
"Maka dari itu kita perlu melakukan penelitian lebih lanjut untuk memberikan informasi yang jelas kepada masyarakat, karena yang dicemaskan selama ini kematian massal ikan di hulu sungai Batang Maek disebabkan keracunan," kata dia menjelaskan.

Baca juga: DLH Sumbar turunkan tim selidiki kematian ikan di Batang Maek
 
Ia juga mengatakan dalam melakukan penelitian tersebut akan melibatkan beberapa pihak termasuk mahasiswanya.
 
"Karena ini merupakan peristiwa yang harus ditangani secepatnya dan masyarakat tentu membutuhkan informasi yang akurat," ujar dia.
 
Selain itu, ia juga mengatakan penelitian tersebut penting dilakukan karena menyangkut kemaslahatan masyarakat, salah satunya menyangkut perekonomian para nelayan yang menjadikan sungai tersebut sebagai mata pencarian.
 
"Meskipun ada beberapa hasil penemuan kematian ikan bukan karena keracunan, akan tetapi masyarakat tetap waspada dan menghentikan mengonsumsinya, tentu hal ini akan berdampak buruk pada perekonomian nelayan setempat," ujar dia.
 
Selain itu, nantinya akan diadakan diskusi ilmiah ke dua untuk membahas lebih lanjut mengenai penyebab kematian massal ikan berdasarkan penelitian yang telah dilakukan.
 
Ia juga menambahkan hasil penelitian tersebut ke depannya akan dijadikan sebagai program pengabdian masyarakat dan disosialisasikan ke masyarakat setempat.
 
Menurut salah seorang peserta diskusi dari Program Studi Teknik Lingkungan Sekolah Tinggi Teknologi Industri (Sttind) Padang Hendri sawir penelitian yang dilakukan perlu diluruskan seperti cara pengambilan sampel saat melakukan penelitian.
 
"Air yang diambil untuk penelitian tidak bisa di satu titik saja, namun di beberapa titik seperti di bagian hulu, hilir, air di permukaan, di tengah dan di dasar sungai, dan dilakukan lagi uji coba dengan menempatkan ikan dalam air tersebut," katanya menjelaskan.
​​​​
Baca juga: Walhi : Kematian massal ikan di Limapuluh Kota dipicu limbah tambang

Pewarta: Laila Syafarud
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2019