Jakarta (ANTARA) - Asosiasi pengusaha Rusia bidang teknologi (Association for Exports of Technological Sovereignty/ASSETS) menyatakan ketertarikannya membangun kerja sama meningkatkan kapasitas sumber daya manusia (SDM) bidang siber di Indonesia, kata Kepala ASSETS Andrey Bezrukoz saat ditemui di sela pertemuan bertajuk "Exports of Technological Sovereignty" di Jakarta, Selasa.

Menurut Bezrukoz, Indonesia memiliki sumber daya manusia melimpah yang berpotensi diarahkan jadi ahli dan praktisi IT (informasi dan teknologi), sementara itu Rusia merupakan satu dari sedikit negara di dunia yang memiliki banyak pakar dan perusahaan bidang teknologi siber.

"Lokakarya hari ini merupakan langkah pertama dari Rusia untuk membangun basis kerja sama yang permanen dengan Indonesia khususnya bidang teknologi siber. Ada enam perusahaan dan perwakilan dari dua universitas yang memberi paparan mengenai perkembangan teknologi siber di Rusia. Dari sana, kami berharap, ada pertukaran pengetahuan bidang teknologi, termasuk di dalamnya kerja sama meningkatkan kapasitas sumber daya manusia di Indonesia," kata dia.

Baca juga: Rusia jajaki kerja sama bidang keamanan siber di Indonesia

Dalam kesempatan terpisah, Ketua Indonesia Cyber Security Forum (ICSF) Ardi Sutedja menjelaskan jumlah SDM Indonesia yang memiliki keahlian bidang siber masih cukup terbatas, padahal kebutuhan terhadap ahli IT cukup besar.

"Sekarang belum banyak universitas yang mampu mencetak ahli siber," katanya, dan menambahkan bahwa masalah itu terjadi karena teknologi siber belum menjadi prioritas pendidikan dari tingkat mendasar sampai tinggi di Indonesia.

Oleh karena itu, menurut Ardi, pertemuan yang diadakan ASSETS itu cukup penting karena perusahaan Indonesia dari berbagai bidang dapat menjajaki peluang kerja sama peningkatan kapasitas bidang SDM dengan Rusia.

Baca juga: Bappenas undang investor Rusia dalam infrastruktur energi
 
Ketua Indonesia Cyber Security Forum (ICSF) Ardi Sutedja berbicara dengan awak media di sela lokakarya bertajuk "Exports of Technological Sovereignty" yang diadakan asosiasi pengusaha Rusia di Jakarta, Selasa (10/9/2019). ANTARA/Genta Tenri Mawangi


Apalagi, menurut dia, Rusia merupakan salah satu negara yang pengembangan teknologi sibernya cukup maju di samping Amerika Serikat dan China sehingga perusahaan Indonesia dapat menjajaki kolaborasi di berbagai sektor, antara lain manufaktur, perbankan, jasa, eksplorasi minyak dan gas, serta informasi dan komunikasi.

"Dulu, Rusia itu cukup tertutup, sekarang mereka berusaha reaching out. Tujuan utama acara ini memang bisnis, tetapi saya lihat mereka juga tertarik membuat kolaborasi pengembangan teknologi dengan perusahaan Indonesia," kata Ardi.

Beberapa perusahaan Rusia yang memberikan paparan dalam lokakarya tersebut, yakni Geoscan LTD, BI.ZONE, Trusted Access Technologies, dan T8 LLC, sementara kampus yang turut memberi presentasi, antara lain Tomsk University dan Irkutsk National Research University.

Baca juga: Google bantah tuduhan Rusia soal iklan politik
 

Indonesia-Rusia Sepakati Lima Nota Kesepahaman



 

Pewarta: Genta Tenri Mawangi
Editor: Azizah Fitriyanti
Copyright © ANTARA 2019