Jika di zaman milenial ini Sawunggaling dibaca sebagai spirit, maka kita harus memiliki semangat belajar keras, berani menghadapi persaingan dengan negara-negara maju lain, tidak ada kata menyerah selain harus bekerja keras untuk menggapai cita-cita.
Surabaya (ANTARA) - Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Surabaya akan menggelar pentas seni bertajuk "Sawunggaling #Anak Dunia" untuk menyemarakkan peringatan 17 Agustus 2019 di Taman Bungkul, Surabaya, Jatim, Minggu (18/8).

Kepala Disbudpar Kota Surabaya Antiek Sugiharti, di Surabaya, Jumat, mengatakan pentas seni yang disutradarai Cak Heroe Budiarto ini merupakan hasil dari penggabungan semua jenis kegiatan seni yang dilakukan di Rumah Kreatif.

Kolaborasi seni itu di antaranya adalah seni musik, teater, tari, pedalangan, macapat, sastra, topeng, mc Jawa, layang-layang, karawitan, jaranan, reog dan lukis.

"Semua jenis itu dikemas menjadi satu kolaborasi yang disuguhkan menjadi tontonan spesial untuk masyarakat. Kira-kira nanti durasinya kurang lebih 80 menit," katanya.

Baca juga: Tarian Sumbar hipnotis pengunjung Pairi Daiza

Baca juga: Peringati hari jadi, Cirebon gelar beragam pentas seni


Menurut dia, dengan pertunjukan seni ini, maka penonton akan diajak untuk mengenal lebih dekat tentang sosok Sawunggaling atau yang dikenal dengan nama Jaka Berek. Selama ini, Sawunggaling dikenal sebagai seorang satria gagah dan berani yang dilahirkan di Kelurahan Sambikerep, Surabaya.

"Sebagai seorang ksatria yang tangguh, Jaka Berek bukanlah seorang anak yang gampang menyerah. Ia berani menghadapi segala macam masalah, tantangan, dan persaingan," katanya.

Dari sosok pemuda desa yang banyak kekurangan, Sawunggaling tetap memiliki semangat dan keberanian, sehingga mampu bersaing dan meraih harapannya sebagai seorang Adipati Surabaya.

Oleh karena itu, Jaka Berek tidak boleh berhenti sebagai legenda (cerita rakyat), namun diharapkan menjadi sebuah spirit otentik, karakter lokal budaya Surabaya yang direpresentasikan oleh Sawunggaling.

"Jika di zaman milenial ini Sawunggaling dibaca sebagai spirit, maka kita harus memiliki semangat belajar keras, berani menghadapi persaingan dengan negara-negara maju lain, tidak ada kata menyerah selain harus bekerja keras untuk menggapai cita-cita," ujarnya.

Antiek menambahkan, Sawunggaling ini adalah sebuah simbol kekuatan lokal dan harapan menembus cita-cita yang mendunia sekalipun. Makanya, dengan penampilan pentas seni kolaborasi ini diharapkan anak-anak Surabaya bisa terus bangkit dan tidak pernah menyerah seperti yang selalu diharapkan oleh Wali Kota Risma.

"Harus berani bangkit, belajar dan bekerja keras. Semangat itu ibarat pelita yang tidak boleh padam dalam sanubarinya. Semangat itu harus tetap menggelora meski apapun yang dihadapi. Semangat inilah yang ingin kita sampaikan dan kita tularkan kepada warga Surabaya, khususnya anak-anak Surabaya supaya sukses di kemudian hari," katanya.*

Baca juga: Musisi Malaysia-NTB kolaborasi Pentas Seni di Taman Budaya

Pewarta: Abdul Hakim
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019