Produksi padi di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) sepanjang tahun 2020 sekitar 262.430 ton gabah kering giling (GKG), naik 8.620 ton atau 3,39 persen dibanding 2019 sebanyak 25.820 ton GKG.
"Kenaikan produksi gabah karena meningkatnya luas panen dari 69.710 hektare (ha) pada 2019 menjadi 73.570 ha, atau naik 3.860 ha," ujar Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kaltim Anggoro Dwitjahyono di Samarinda, Selasa.
Produksi padi tertinggi pada 2020 terjadi pada Maret, yakni sebesar 55.020 ton, sementara produksi terendah terjadi pada Januari yang sebesar 2.590 ton.
Jika dilihat menurut subround, katanya, terjadi peningkatan produksi pada subround Mei-Agustus dan September-Desember 2020, masing-masing sebesar 5.200 ton GKG dan 26.760 ton GKG.
Namun demikian, pada subround Mei-Agustus 2020 terjadi penurunan luas panen jika dibandingkan dengan 2019, yakni minus 60 ha atau 0,29 persen.
"Tapi produksi padi pada subround tersebut naik akibat produktivitasnya naik lebih tinggi ketimbang penurunan luas panen. Sementara itu, penurunan produksi padi hanya terjadi pada subround Januari-April, yakni sebesar 4.720 ton GKG atau 14,08 persen," katanya.
Jika dilihat menurut kabupaten/kota, maka tiga kabupaten/kota dengan total produksi padi (GKG) tertinggi pada 2020 adalah Kabupaten Kutai Kartanegara, Paser, dan Kabupaten Penajam Paser Utara.
Sementara itu, tiga kabupaten/kota dengan produksi padi terendah adalah Kota Bontang, Kota Balikpapan, dan Kabupaten Mahakam Hulu.
Ia melanjutkan puncak panen padi pada 2020 sama dengan 2019, yakni terjadi pada Maret. Pada 2020, puncak panen mencapai 14.820 ha, sementara puncak panen pada 2019 sebesar 16.370 ha. Jka dikonversikan menjadi beras, maka produksi padi sepanjang Januari-Desember 2020 setara dengan 151.860 ton beras, mengalami kenaikan 4.990 ton atau 3,39 persen ketimbang 2019 yang sebesar 146.880 ton.
"Produksi beras tertinggi pada 2020 terjadi pada Maret, yaitu sebesar 31,84 ribu ton. Sementara itu, produksi beras terendah terjadi pada bulan Januari, yakni sebesar 1.500 ton," ujar Anggoro.