Samarinda (ANTARA) - Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan Kalimantan Timur Andi Muhammad Ishak mengatakan Kota Samarinda akan memiliki alat polymerase chain reaction (PCR) atau alat uji pendeteksi virus corona baru (COVID-19) yang akan tiba dalam waktu dekat.
Berdasarkan informasi dari rekanan (PT Sciencewerke), katanya melalui layanan percakapan di Samarinda, Jumat, pesanan pemprov terkait dengan pengadaan alat itu sudah dikirim sejak Senin lalu melalui pesawat udara.
"Informasi dari PT Sciencewerke sudah dikirim Senin dan estimasi dalam minggu ini tiba di Samarinda," katanya.
Sebelumnya, alat uji swab untuk COVID-19 atau dikenal PCR juga telah tiba dan ditempatkan di Rumah Sakit Pertamina Balikpapan (RSPB).
Rencananya, alat itu dioperasionalkan di RSUD A.W. Sjahranie Samarinda dan Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kaltim.
Andi Ishak mengakui PCR yang dikirim melalui jasa pengiriman PT MEX Berlian Dirgantara merupakan pengadaan sendiri oleh UPTD Labkesda
"Rencana satu di Labkesda dan satu lagi yang saat ini sudah ada di AWS masih menunggu reagen kit yang sudah dipesan," kata dia.
Terkait dengan bantuan pengadaan cartride TCM (tes cepat molekuler) dari Kementerian Kesehatan, Andi Ishak menjelaskan kemungkinan untuk RS Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan.
"Info terakhir dari Kemenkes yang duluan diberi cartride TCM untuk RS Kanujoso Balikpapan," ujarnya.
Terkait dengan keberadaan PCR di RS Pertamina Balikpapan, Andi Ishak mengatakan alat tersebut bantuan dari Kementerian BUMN untuk RS Pertamina Balikpapan.
"Pemprov menyambut baik dan sangat mengapresiasi dukungan BUMN. Wujud upaya gotong royong dari semua pihak untuk mengatasi COVID-19 di daerah," katanya.
Direktur RSPB dr. Syamsul Bahri menyebut PCR yang diterima sama persis dengan yang dioperasikan di Amerika Serikat sehingga membutuhkan tenaga ahli.
“Belum bisa dipakai karena tim kami harus dilatih dulu oleh para ahli hingga benar-benar bisa menjalankan sesuai prosedur standar yang berlaku,” kata dia.
Dia menjelaskan tim medis RSPB akan menjalani masa pelatihan selama empat hari sebelum menggunakan sampel virus corona yang sesungguhnya, dan kemudian hasil uji swab akan dilakukan perbandingan.
"Jadi sampel yang sama kami uji dan kami kirimkan juga ke Puslitbangkes. Hasilnya nanti kami bandingkan. Kalau ternyata sama, berarti tim kami sudah mampu menjalankan tes swab pakai PCR,” ujarnya.
PCR yang diterima RSPB satu unit dengan perangkat pendukung lainnya, dengan kemampuan memeriksa 385 sampel walau lebih efektif bila hanya untuk 45 sampel dalam satu kali proses.