Balikpapan (ANTARA) - Anggota DPRD Kota Balikpapan Nurhadi Saputra menilai, Balikpapan Timur selama ini kurang mendapat perhatian dari pemerintah setempat. Salah satu yang menjadi keluhan adalah ruas jalan Mulawarman yang tidak ada perubahan sementara kendaraan yang melintas semakin banyak.
“Balikpapan Timur seperti anaktirikan, mungkin jauh dari pusat kota dan jumlah penduduknya tidak sebanyak kecamatan lain,” katanya.
Hal itu bukan berarti lantas mendapat perlakuan diskriminatif, sebagai contoh jalan Mulawarman yang merupakan jalan terpanjang kedua di Kota Balikpapan tidak mendapat perhatian.
Menurutnya sejak dia kecil sudah tinggal di kawasan Balikpapan Timur dan sampai sekarang masih belum ada perubahan, jalannya masih seperti yang dulu.
Padahal jalan tersebut, jalan utama yang menghubungkan antara Kota Balikpapan dengan Kecamatan Samboja Kabupaten Kutai Kertanera (Kukar). Jika melihat jumlah kendaraan yang melintas harusnya sudah dilakukan pelebaran.
Anggota DPRD asal Dapil Kota Balikpapan Timur tersebut menegaskan apalagi di wilayah itu ada puluhan perusahaan, mungkin sampai 80 perusahaan, dan tidak sedikit perusahaan yang memiliki armada berukuran besar.
Ia menyebutkan arus lalu lintas di Jalan Mulawarman digunakan oleh kendaraan besar milik sejumlah perusahaan sehingga memakan separuh badan jalan dan menutupi pengendara lain. Apalagi di Balikpapan ada stadion Batakan, sehingga menjadi pusat kemacetan jika ada pertandingan.
“Saya berharap pemerintah Kota Balikpapan ada solusi sehingga kemacetan kerap terjadi bisa teratasi karena terjadi kecelakaan,” katanya.
Lanjut Nurhadi mungkin di kilometer 5 sudah ada solusi kemacetan, yaitu jalan pemecah kemacetan di grand city, tapi kalau di Balikpapan Timur belum ada.
Selain itu katanya di wilayah Balikpapan Timur tidak ada rumah sakit umum, hanya ada rumah sakit milik Angkatan Udara yakni rumah sakit tipe D. Masyarakat Balikpapan Timur harus ke rumah sakit Siloam atau RSUD Kanudjoso jika mendapat rujukan ke rumah sakit.