Samarinda (ANTARA) - Komunitas pecinta alat musik tradisonal Sampek di Kabupaten Kutai Timur memberikan pelatihan gratis kepada masyarakat awam yang ingin belajar memainkan alat musik tradisional khas Pulau Kalimantan.
Ketua Komunitas pecinta alat musik tradisonal wilayah Kecamatan Sanggatta, Rio yang dihubungi dari Samarinda, Kamis mengatakan program pelatihan ini dimaksudkan untuk menggugah generasi muda untuk mencintai dan menghargai budaya bangsa, apa pun bentuknya, bukan hanya musik.
“Sangat disayangkan jika suatu saat nanti generasi mendatang hanya bisa mendengar atau membacanya dan hanya menjadi legenda," jelas Rio.
Dia mengatakan program pelatihan atau coatching clinic akan dilaksanakan oleh komunitasnya pada Pekan Raya Kutim Expo (PRKE) di area halaman luar Graha Expo Center Bukit Pelangi.
" Kami hanya memberikan materi teknik dasarnya saja,untuk pengembangannya sampai mahir dibutuhkan waktu yang cukup lama. Kalau bukan kita siapa lagi, kalau tidak sekarang kapan lagi,” ujar Rio yang sehari- hari bertugas di PT KPC Departemen Community Development site Bengalon.
Dalam upaya pelestarian budaya tersebut, Rio berharap dukungan pemerintah untuk menggelar lomba secara rutin memainkan sampek, menyediakan wadah dan alat sampek bagi generasi muda yang ingin memainkan sampek.
"Harapannya pemerintah berkontribusi juga agar sampek ini bisa lestari,” ujarnya.
Da menilai kearifan budaya lokal, seperti alat musik sampek, mendapat tantangan di era globalisasi teknologi dan digitalisasi informasi saat ini.
Menurutnya Instrumen musik elektronik kini mulai menggeser keberadaan sampek. Kebanyakan generasi mudah lebih memilih memainan instrumen elektronik dibandingkan dengan alat musik tradisional.
"Kami secara rutin berkumpul setiap minggu disela-sela kesibukan pekerjaan yang sangat padat, hal ini kami lalukan semata untuk melestarikan warisan budaya," katanya.
Komunitas Sampek gelar pelatihan gratis alat musik tradisional
Jumat, 11 Oktober 2019 13:15 WIB
Sangat disayangkan jika suatu saat nanti generasi mendatang hanya bisa mendengar atau membacanya dan hanya menjadi legenda,