Balikpapan, (Antaranews Kaltim) - Tim Satuan Tugas Elpiji menemukan gas elpiji kemasan 3 kg yang merupakan produk subsidi untuk orang miskin dipakai oleh pengusaha rumah makan dan laundry.
"Kami temukan ini Rumah Makan Haur Gading di Kebun Sayur dan Laundry Syariah dan Butterfly di Karang Anyar menggunakan gas 3 Kg," kata Sales Eksekutif Elpiji Rayon 1 Pertamina Marketing Operation Region VI Ahmad Ubaidillah Maksum, Rabu.
Haur Gading yang merupakan restoran ikan bakar menggunakan elpiji 3 kg menyalakan kompor untuk menggoreng dan memasak air. Sehari dipakai 2 tabung dan 2 tabung lagi untuk cadangan.
Sedangkan Laundry menggunakan elpiji yang juga disebut elpiji melon itu untuk memanaskan mesin pengering pakaian. Laundry Syariah menggunakan 10 tabung gas dan tetangganya Laundry Butterfly pakai 13 tabung sehari.
”Konsumen kami datangi dan kami berikan sosialisasi. Kami beritahukan bahwa elpiji 3 kg itu produk subsidi dan hanya untuk rumah tangga miskin dan usaha memasak skala mikro. Di luar itu tidak boleh,” lanjut Maksum.
Namun kali ini Tim Satgas tidak hanya bersosialisasi, melainkan juga bertindak nyata. Tabung kosong elpiji 3 kg dari ketiga tempat langsung diganti dengan tabung elpiji nonsubsidi. Kepada para pemilik juga disodorkan surat pernyataan untuk tidak lagi menggunakan elpiji subsidi.
"Kami hanya belum pernah mendapat sosialisasi. Kami akan pakai elpiji 12 kg," kata pemilik Haur Gading Imansyah.
Menurut dia, elpiji 12 kg sebenarnya lebih hemat, 1 tabung baru habis dalam seminggu, sementara 2 tabung elpiji 3 kg habis dalam sehari.
Mengapa tidak ganti ke tabung 12 kg dari dulu? Imansyah tersenyum saja.
Menurut berbagai sumber, pengusaha memang segan ganti tabung, dari tabung 3 kg ke tabung 12 kg, sebab mesti keluar lagi biaya sekira Rp650 ribu untuk satu tabung 12 kg tersebut. Karena toh mereka sudah punya tabung 3 kg, maka uang untuk ganti tabung ya dipakai buat beli isi ulang yang 3 kg lagi.
"Karena itu kali ini kami langsung bawa tabung penggantinya," kata Maksum. Ada biru 12 kg, ada tabung pink bright gas 5,5 kg, ada bright gas 12 kg yang bisa dipilih.
Untuk pengusaha laundry, jelas Maksum, sebenarnya juga sudah menerima sosialisasi dari asosiasinya, yaitu Asosiasi Laundry Indonesia (ASLI) dan di Balikpapan juga ada Komunitas Laundry Borneo.
"Mudah-mudahan sekarang bisa lebih taat," harap Maksum.