Samarinda (Antaranews Kaltim) - Perwakilan BKKBN Kaltim menggelar workshop kesehatan reproduksi bagi pengelola progam KB guna menyamakan persepsi dalam mempromosikan kesehatan reproduksi kepada pasangan usia subur.
"Salah satu tujuan dari workshop ini adalah untuk meningkatkan kesehatan reproduksi dengan cara memahami dan mengetahui resiko- resiko kehamilan," kata Kepala Perwakilan BKKBN Kaltim,Eli Kusnaeli di Samarinda, Rabu (25/7).
Ia mengatakan ada empat hal yang dihindari oleh pasangan usia subur karena memiliki resiko atau istilah 4T yaitu jangan terlalu tua, jangan terlalu muda, jangan terlalu sering hamil dan jangan terlalu dekat jarak kehamilan.
Untuk itulah salah satunya dilakukan workshop bagi instansi pengelola KB, mitra kerja tokoh masyarakat, tokoh agama dan kelompok kerja lainnya, sehingga mereka membantu mensosialisasikan kepada masyarakat terkait pentingnya menjaga kesehatan reproduksi.
Eli Kusnaeli menjelaskan para wanita memiliki hak reproduksi berapa banyak mereka ingin memiliki anak, namun kewajiban para petugas membantu mereka dalam mengambil keputusan yang benar, melalui sosialisasi dan pemberian pemahaman tentang kesehatan reproduksi dan tujuan ber KB.
Diakuinya tingkat kesehatan reproduksi di Kaltim dinilai cukup bagus, tingkat kematian ibu dan anak mengalami penurunan dan berdasarkan SDKI 2017 jumlah angka kelahiran di Kaltim masih tinggi yaitu 2,7 masih di atas angka rata-rata nasional yang hanya 2,4.
"Target kita di tahun 2025 angka kelahiran harus mencapai 2,1, jadi jika dirata-ratakan seorang ibu memiliki satu atau dua orang anak, tetapi bukan berarti semua memiliki satu atau dua orang anak ada juga sampai tiga orang anak," katanya.
Dikemukakannya bahwa meskipun pencapaian terget penurunan angka kelahiran 2,4 itu masih lama, namun harus dilakukan dari sekarang karena dampak atau hasilnya ber KB dapat dilihat 5 sampai 10 tahun mendatang.
Oleh karena itu BKKBN dan sejumlah instansi pengelola KB, PLKB,PKB dan para kader di masing-masing daerah terus-menerus melakukan komunikasi, informasi, edukasi dan penggerakan kepada masyarakat.
Berbagai program Kependudukan Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK) yang diluncurkan BKKBN diharapkan dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
"Tidak lain tujuan pemerintah agar masyarakat mau ber KB untuk mengatur jarak kelahiran anak, meningkatkan ekonomi keluarga, membentuk keluarga kecil bahagia dan sejahtera,"ujar Eli Kusnaeli (*)