Samarinda (Antaranews Kaltim) - Bank Indonesia menilai tingkat inflasi di Provinsi Kalimantan Timur sebesar 0,30 persen pada April 2018 relatif terkendali dan masih dalam sasaran dengan ekspektasi terjaga, meskipun di tengah perubahan harga komoditas yang bergejolak.
"Inflasi pada April 2018 yang mencapai 0,30 persen mengalami peningkatan ketimbang bulan sebelumnya yang tercatat 0,05 persen, namun kondisi ini terkendali karena berada di tengah volatile food (harga komoditas yang bergejolak)," kata Kepala BI Perwakilan Kaltim Muhammad Nur di Samarinda, Kamis.
Berdasarkan komponennya, peningkatan inflasi indeks harga konsumen (IHK) tersebut didorong oleh kenaikan seluruh komponen inflasi.
Berdasarkan perkembangan ini, Inflasi Kaltim sampai April tercatat 0,90 persen atau secara tahunan sebesar 2,76 persen, meningkat dibandingkan bulan sebelumnya yang tercatat 2,58 persen. Namun, angka itu tetap berada dalam kisaran sasaran inflasi 3,5 plus minus 1 persen.
Menurut Nur, pencapaian inflasi secara tahunan Kaltim tercatat masih di bawah inflasi nasional yang sebesar 3,41 persen, namun secara bulanan inflasi Kaltim masih lebih tinggi dibanding inflasi nasional yang hanya 0,10 persen.
Ia menuturkan bahwa peningkatan inflasi kelompok volatile food bersumber dari bawang merah dan daging ayam ras.
Inflasi volatile food pada bulan April 2018 mencapai 0,95 persen, sementara bulan sebelumnya mengalami deflasi 0,11 persen. Namun, inflasi volatile food dapat ditahan dengan menurunnya harga komoditas ikan layang dan beras.
Sedangkan peningkatan inflasi kelompok administered prices (harga komoditas yang diatur pemerintah) bersumber dari bahan bakar premium, yakni pada April 2018 inflasinya mencapai 0,27 persen, lebih tinggi dari bulan sebelumnya yang sebesar 0,13 persen.
"Inflasi administered prices terutama bersumber dari dampak lanjutan penyesuaian harga premium nonsubsidi pada akhir Maret 2018," tambah Nur.
Baca juga: Kaltim alami inflasi 0,30 persen pada April
Secara tahunan, kelompok administered prices mencatat inflasi sebesar 3,89 persen. Sementara inflasi kelompok inti tercatat 0,09 persen atau sedikit lebih tinggi ketimbang bulan sebelumnya yang mencapai 0,07 persen.
Berdasarkan data BPS Kaltim, inflasi di Kota Samarinda dan Balikpapan pada April masing-masing tercatat 0,30 persen, namun secara tahunan inflasi di Samarinda masih lebih tinggi ketimbang Balikpapan yang masing-masing sebesar 2,86 persen dan 2,62 persen.
Inflasi di Samarinda disebabkan naiknya harga kelompok volatile food sebesar 1,28 persen yang diimbangi kelompok inti mengalami deflasi 0,02 persen.
Sementara inflasi di Balikpapan disebabkan kenaikan volatile food sebesar 0,55 persen dan inflasi inti sebesar 0,25 persen.
"Tetap terkendalinya inflasi hingga April tidak lepas dari konsistensi kebijakan BI dalam mengarahkan ekspektasi inflasi dan menjaga pergerakan nilai tukar sesuai fundamentalnya, termasuk intensitas koordinasi pemda bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah baik tingkat Kaltim maupun kabupaten/kota," ucap Nur. (*)
BI: inflasi Kaltim terkendali meski harga bergejolak
Kamis, 3 Mei 2018 10:01 WIB