Mahakam Ulu (ANTARA Kaltim) - Sebagian warga Kabupaten Mahakam Ulu, kawasan perbatasan dengan Malaysia di Provinsi Kalimantan Timur, masih mengandalkan pohon gaharu yang tumbuh liar di hutan belantara sebagai mata pencaharian utama untuk diambil getahnya yang hitam dan menggumpal keras.
"Dari dulu, ya mencari kayu gaharu dalam hutan ini kerjaan saya. Profesi ini saya tekuni sejak 10 tahun lalu," ujar seorang pencari kayu gaharu asal Kampung Mamahak Tebok, Kecamatan Long Hubung, Fahrurrozi ditemui Antara di Mahakam Ulu, Minggu.
Ketika masuk hutan, Rozi (31) mengaku tidak sendirian, tetapi secara kelompok dengan jumlah antara empat hingga lima orang per kelompok.
Dalam dua-tiga hari lagi, ia mengaku akan berangkat lagi ke hutan bersama delapan orang rekannya yang dibagi menjadi dua kelompok.
Waktu yang dibutuhkan selama mencari gaharu dalam hutan rata-rata satu bulan, sementara hasil yang akan diperoleh belum bisa dipastikan karena masih mencari, bukan menuju lokasi yang sudah diketahui ada pohon gaharunya.
Selama satu bulan dalam hutan, bekal untuk makan yang dibawa per orang nilainya sekitar Rp1,5 juta baik berupa beras, gula, kopi, teh, ikan asin, bumbu-bumbuan yang tahan lama, rokok, dan obat-obatan untuk kondisi darurat.
Mencari gaharu, katanya, bukan merupakan rezeki yang pasti didapat, sehingga warga lebih mengandalkan keberuntungan dan bertumpu pada doa sambil berusaha menemukan gaharu di antara jutaan pohon dalam belantara yang masih perawan.
Selama menjalani rutinitas sejak tahun 2007, Rozy belum pernah menemukan gaharu dalam jumlah banyak sampai 2-3 kilogram, namun yang pernah didapat terbanyak hanya 4 ons dengan harga jual Rp34 juta, karena kualitasnya berbeda dari pohon gaharu yang berbeda pula.
Menurutnya, harga jual gaharu bervariasi antara Rp500 ribu hingga Rp500 juta per kilogram, tergantung kualitasnya. Bahkan jika ada kualitas yang paling baik harganya bisa mencapai Rp700 juta per kilogram.
Untuk gaharu kualitas paling rendah yang hanya Rp500 ribu merupakan gaharu yang hanya kayu lempengan tipis yang terlapis dengan titik-titik getah hitam, sehingga perlu diolah untuk mendapatkan getahnya yang telah menghitam.
Sedangkan gaharu yang berkualitas tinggi dengan harga ratusan juta per kilogram, merupakan getah hitam dalam kayu yang sudah mengeras bak batu dengan mengeluarkan aroma harum.
"Bulan April tahun ini, ada teman yang untung besar karena gaharu yang ia dapat laku sebesar hampir Rp2 miliar. Saya tidak tahu persis berapa kilogram yang ia peroleh. Saya juga berdoa bisa dapat gaharu seperti itu," harapnya. (*)
Gaharu Hutan Jadi Andalan Warga Mahakam Ulu
Minggu, 26 November 2017 21:00 WIB