Jakarta (ANTARA News) - Perum Perumnas meluncurkan rumah berteknologi pracetak (precast) yang diklaim sebagai inovasi, dan lebih efisien baik dari segi harga maupun waktu, serta tahan gempa.
"Sebagai tahap awal kami akan membangun pabrik pracetak di sepuluh
lokasi Jawa dan luar Jawa untuk mendukung program Sejuta Rumah," kata
Direktur Utama Perum Perumnas, Bambang Triwibowo di Jakarta, Selasa.
Hadir dalam peluncuran rumah contoh berteknologi precast ini
seluruh jajaran direksi dan dewan pengawas salah satu BUMN itu, di
Kantor Perumnas Divisi Regional III Klender, Jakarta Timur.
"Kami telah melakukan survei, dan mendapati bahwa mayoritas
penduduk Indonesia dengan segmen menengah bawah mampu untuk melakukan
cicilan sebesar Rp500.000 per bulan," kata Bambang.
Survei dilakukan di beberapa kota besar di Sumatera, Jawa, Kalimantan dan Sulawesi
"Hal ini yang mendorong kami untuk terus melakukan inovasi
konstruksi rumah berbiaya rendah, dan akhirnya dapat berimbas pada harga
rumah itu," kata Bambang.
Direktur Produksi Perum Perumnas, Kamal Kusmantoro menambahkan
bahwa perusahaanya harus bisa menyediakan rumahh yang ekonomis bagi
masyarakat baik itu dari segi harga tanah maupun biaya produksi, tanpa
mengurangi kenyamanan, ketahanan dan kualitas bangunan.
Caranya adalah dengan mengefisiensikan biaya produksi melalui inovasi yaitu menerapkan konstruksi precast untuk membangun rumah yang dapat dijangkau oleh konsumen Perumnas, kata Kamal.
"Kami membangun rumah contoh sebagai wujud inovasi. Kami melakukan
percobaan dan riset agar menghasilkan metode konstruksi rumah yang lebih
efektif dan efisien dari segi biaya, mutu, dan waktu," papar Kamal.
Direktur Korporasi dan Pengembangan Bisnis, Galih Prahananto
mengatakan, Perumnas telah melakukan penelitian dan pengujian dari
November 2016 pada beberapa bahan konstruksi.
Hasilnya adalah beton precast merupakan salah satu solusi inovatif konstruksi berkualitas tinggi dengan biaya rendah.
Perumnas kemudian menguji bahan beton precast ini di rumah tapak, yang nantinya dapat diterapkan untuk rumah rakyat, lanjutnya.
"Kelebihan precast ini masa konstruksinya sangat singkat
sekitar dua minggu, hemat dalam penggunaan tenaga kerja, dan dari segi
kualitas pun lebih baik daripada menggunakan batu bata," kata Galih
Prahananto mengenai teknologi precast pada rumah tapak.
Hasil uji coba 2 rumah contoh precast yang dibangun di laboratorium ini, menunjukkan penggunaan beton precast
dengan tebal dinding 7 cm pada rumah tapak dapat menurunkan harga
konstruksi yang sebelumnya Rp1,8 juta per meter per segi menjadi Rp1,2
juta hingga Rp1,4 juta per meter persegi.
Dari segi kesiapan pun dinding beton precast ini memiliki tekstur halus dan siap untuk pengecatan, jelasnya.
Penggunaan precast untuk rumah tapak bagi MBR diharapkan
akan menjawab kebutuhan pembangunan rumah secara massal dan penyediaan
kemampuan konsumen Perumnas mencicil. (*)
Perumnas Luncurkan Rumah Berteknologi Pracetak
Rabu, 19 Juli 2017 10:02 WIB