Jakarta (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo mengevaluasi proyek
strategis nasional dan program prioritas yang dilakukan di Provinsi
Kalimantan Selatan (Kalsel).
Presiden Joko Widodo (Jokowi) memimpin rapat terbatas tentang
evaluasi proyek strategis nasional dan program prioritas di Provinsi
Kalsel yang digelar di Kantor Presiden Jakarta, Senin.
"Walaupun sempat menghadapi dampak dari turunnya harga komoditas di
pasaran dunia, di tahun 2016 pertumbuhan ekonomi di Kalimantan Selatan
kelihatan sudah mulai naik lagi menjadi 4,38 yang sebelumnya 2015 berada
pada angka 3,84 persen," kata Presiden.
Menurut dia, fakta itu merupakan sebuah hal yang sangat baik dengan
ekspor komoditas andalan di Provinsi Kalimantan Selatan seperti
batubara, CPO, dan karet juga harganya mulai sedikit naik.
"Ini ditunjukkan dengan adanya peningkatan kontribusi ekspor netto
di 2016 mengalami kontraksi lebih dari 5 persen dari tahun sebelumnya,"
kata Jokowi.
Ia sendiri melihat bahwa ketergantungan perekonomian Kalimantan
Selatan pada ekspor komoditas bahan mentah terutama pertambangan yang
hal ini menurut dia menyimpan sebuah kerentanan.
Data yang ia miliki memperlihatkan sebanyak 20,87 persen
perekonomian Kalimantan Selatan berasal dari kontribusi sektor
pertambangan.
"Untuk itu ketergantungan pertambangan harus sedikit demi sedikit
mulai dikurangi dengan menggeser ke arah pengembangan sektor unggulan
seperti pertanian, kehutanan, perikanan, serta industri pengolahan,"
katanya.
Hal yang paling penting menurut Presiden yakni terkait industri
pengolahan yang artinya bahan-bahan mentah yang ada di Kalsel seharusnya
bisa diarahkan untuk masuk ke industri pengolahan.
Saat ini Presiden memantau sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan
di Kalsel memberikan kontribusi 14,91 persen yang diikuti dengan
industri pengolahan di angka 13,98 persen.
"Terkait dengan pengembangan sektor pertanian dan perkebunan saya
minta fokus untuk pengembangan produk unggulan daerah dan disiapkan
infrastruktur penunjangnya. Saya ingatkan agar pengembangan sektor
pertanian dan perkebunan harus betul-betul terintegrasi dengan industri
pengolahan sehingga memiliki multiplier effect yang besar bagi
perekonomian daerah," katanya.
Presiden menambahkan bahwa upaya untuk melakukan hilirisasi adalah sebuah keharusan dalam membangun Kalimantan Selatan.
Selain akan memberikan nilai tambah bagi ekonomi daerah, kata dia,
hilirisasi industri daerah bukan juga mampu menyerap lebih banyak tenaga
kerja tapi sekaligus membuat pembangunan Kalimantan Selatan lebih
merata.
Untuk mempercepat pertumbuhan dan pemerataan ekonomi di Kalimantan
Selatan, Presiden meminta pembangunan kawasan industri di Batulicin dan
Kawasan Industri Jorong harus segera terealisasi.
Dan pembangunan dua kawasan industri ini kata Presiden, pasti
memerlukan dukungan infrastruktur penunjang seperti akses ke kawasan,
tenaga listrik, air bersih, dan yang tidak kalah pentingnya adalah
terpadu terintegrasi dengan pelabuhan yang ada. (*)
Presiden Evaluasi Proyek Strategis di Kalsel
Senin, 10 April 2017 16:14 WIB