Samarinda (ANTARA Kaltim) - Kepala Perwakilan (KPw) Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Timur Muhammad Nur, memprediksi pertumbuhan kredit di daerah ini pada 2017 bisa di atas 6 persen seiring membaiknya harga batu bara dan tandan buah segar kelapa sawit.
"Saya prediksi pertumbuhan kredit tahun ini lebih baik ketimbang pertumbuhan kredit 2016 yang hanya sebesar 2,57 persen, mengingat harga batu bara dan kelapa sawit yang terus membaik," ujar M Nur di Samarinda, Selasa.
Namun demikian, ia tetap berpesan kepada perbankan untuk terus mengutamakan prinsip kehati-hatian dalam menyalurkan kredit, jangan sampai kredit bermasalah atau non perfoming loan (NPL) terjadi lagi seperti tahun-tahun sebelumnya.
Menurut dia, NPL Kaltim pada 2016 sebesar 6,11 persen. Namun NPL sebesar itu dinilai tidak terlalu tinggi karena indikatif NPL maksimal 5 persen, sehingga angka di atas 1 persen dari indikator maksimal itu bisa dikatakan tidak terlalu tinggi.
Sedangkan untuk 2017, ia optimistis NPL Kaltim akan menurun menjadi 4 persen, atau di bawah 5 persen mengingat perkembangan sektor pertambangan dan perkebunan kelapa sawit yang kian membaik.
"Dari membaiknya sektor batu bara dan kelapa sawit inilah sehingga akan berdampak pada penyaluran kredit juga lebih baik. Kondisi ini juga sejalan dengan membaiknya pertumbuhan ekonomi di Kaltim," kata Nur.
Ia juga mengatakan bahwa hingga kini NPL dari sektor pertambangan belum terlihat merendah, namun ia menilai hal itu wajar karena membaiknya kredit macet baru bisa terlihat sekitar tiga bulan setelah adanya perbaikan ekonomi yang berarti diperkirakan pada Maret baru terlihat pertumbuhannya.
"Penyaluran kredit pada 2016 lalu tumbuh 2,79 persen, lebih tinggi ketimbang 2015 yang 1,86 persen. Namun tahun ini pasti naik. Sedangkan untuk NPL Kaltim memang berkorelasi dengan melambatnya sektor pertambangan dan perkebunan, terutama pertambangan karena andalan Kaltim adalah dari komoditas ini," katanya.(*)
Pertumbuhan Kredit Kaltim Diperkirakan 6 Persen
Selasa, 28 Februari 2017 15:52 WIB