Jakarta (ANTARA News) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)
merilis jumlah korban meninggal dunia akibat gempa magnitudo 6,4 di
Kabupaten Pidie Jaya, Aceh, kemarin, adalah 102 orang.
"Ada
kemungkinan akan bertambah karena tim SAR gabungan masih terus melakukan
pencarian korban," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB
Sutopo Purwo Nugroho dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis.
BNPB
merilis data dampak gempa Kabupaten Pidie Jaya hingga Kamis pukul 06.00
WIB, di mana secara keseluruhan ada 102 orang meninggal dunia, 1 orang
hilang, 136 orang luka berat, 616 orang luka ringan, dan 3.276 orang
mengungsi.
Rinciannya adalah di Kabupaten Pidie Jaya; 99 orang
meninggal dunia (82 korban teridentifikasi), 128 orang luka berat, dan
489 orang luka ringan.
Di sini juga 2.154 orang mengungsi di 11
titik di dua kecamatan (Meurah Dua dan Meureudu), dan 280 orang dirawat
di empat rumah sakit (RS Sigil, RS Bireuen, RS Banda Aceh, dan RS Pidie
Jaya).
Kemudian, di Kabupaten Bireuen dua orang meninggal dunia, 8
orang luka berat, 127 orang luka ringan, dan 1.113 orang mengungsi di
dua titik, sedangkan di Kabupaten Pidie tercatat 1 orang meninggal dunia
dan 1 orang masih dinyatakan hilang.
BNPB juga merilis kerugian
materiil dampak dari gempa ini, meliputi 105 unit ruko roboh, 348 rumah
rusak berat, 14 masjid rusak berat, satu RSUD Pidie Jaya rusak berat,
dan satu unit sekolah roboh.
Si Kabupaten Pidie Jaya terdapat 105
unit ruko roboh, 268 rumah rusak berat, 14 bangunan masjid rusak berat,
satu RSUD rusak berat dan beberapa ruas jalan mengalami keretakan.
Di
Kabupaten Bireuen, 40 unit rumah rusak berat, dua bangunan masjid rusak
berat, dan satu unit kampus STAI Al-Azziziyah Mudi Mesra roboh.
Sementara di Kabupaten Pidie terdapat 40 rumah rusak berat.
Sutopo
mengatakan saat ini tujuh unit ekskavator dikerahkan untuk membantu
pencarian korban yang kemungkinan masih terjebak reruntuhan bangunan.
"Namun ada beberapa wilayah yang tidak bisa dijangkau alat berat
sehingga manual," kata dia.
BNPB juga menggunakan teknologi "life
detector" untuk mencari dan mengidentifikasi kemungkinan adanya
kehidupan dalam reruntuhan bangunan.
"Apabila kami menemukan ada tanda-tanda kehidupan dalam reruntuhan, maka itulah yang akan kami prioritaskan," ucap Sutopo.
Dia
menyebutkan kendala utama operasi pencarian dan penyelamatan korban
gempa adalah kurangnya alat berat dan aliran listrik yang masih
terputus.
Gempa bumi 6,4 SR mengguncang Kabupaten Pidie Jaya,
Aceh, Rabu (7/12) pukul 05.03 WIB. Pusat gempa terjadi di darat (sesar
Samalanga-Sipopok) melalui mekanisme gempa sesar mendatar dengan
kedalaman 15 kilometer.
Hingga Kamis (8/12) pukul 09.00 WIB telah
terjadi 36 kali gempa susulan dengan magnitudo yang semakin lama
semakin menurun. "Itu menunjukkan bahwa sesar mulai menemukan
keseimbangan," kata Sutopo. (*)
Sudah 102 Orang Tewas Akibat Gempa Pidie Jaya
Kamis, 8 Desember 2016 15:27 WIB