Samarinda (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) telah menyelesaikan penyusunan dokumen investasi sektor perkebunan yang siap ditawarkan kepada investor (Investment Project Ready to Offer/IPRO).
Dokumen ini berisi proyek-proyek investasi di bidang perkebunan seperti kakao, karet dan kelapa sawit.
Gubernur Kaltim, Rudy Mas'ud di Samarinda, Minggu, menjelaskan bahwa dokumen saja tidak cukup untuk menarik investor.
Promosi yang masif dan strategi hilirisasi industri adalah kunci untuk meningkatkan nilai tambah komoditas lokal serta menarik modal asing.
Sejumlah proyek IPRO dan hilirisasi yang diungkapkan Rudy antara lain Mahakam Ulu yakni pengembangan investasi kakao dan pertanian untuk menyeimbangkan dominasi sektor tambang.
Upaya ini didukung oleh pengembangan indikasi geografis untuk meningkatkan nilai jual kakao Mahakam Ulu di pasar nasional dan internasional.
Sementara di Kutai Barat terbuka peluang investasi pada hilirisasi industri karet menjadi produk bernilai lebih tinggi, seperti crumb rubber.
Di Kutai Timur didorong investasi dalam hilirisasi kelapa sawit untuk diolah menjadi produk kimia dan pangan.
Pemerintah Kabupaten Kutai Timur telah mengadakan forum investasi untuk menarik minat di sektor ini.
Selain IPRO, Kaltim juga telah menyiapkan tujuh kawasan industri strategis untuk menampung investasi skala besar.
Berdasarkan data, lima negara telah menanamkan modal besar (PMA) di Kaltim pada tahun 2025 ini.
Angka ini menunjukkan daya tarik provinsi tersebut sebagai destinasi investasi, terutama dengan adanya pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN).
Berikut rincian realisasi investasi dari lima negara dengan nilai tertinggi: Singapura: 163,74 juta dolar AS (475 proyek), Mauritius: 126 juta dolar AS (4 proyek), Tiongkok: 81,99 juta dolar AS (151 proyek), Malaysia: 70,36 juta dolar AS (245 proyek), Inggris: 46,43 juta dolar AS (55 proyek).
Gubernur Rudy Mas'ud menegaskan bahwa investasi besar ini harus memberikan dampak langsung bagi kesejahteraan masyarakat Kaltim, menciptakan lapangan kerja dan mendorong pertumbuhan ekonomi lokal.
Dengan visi transformasi ekonomi menuju industri hijau dan blue economy, Kaltim menawarkan investasi di berbagai bidang, termasuk pengelolaan limbah, pembangkit listrik tenaga surya, hingga ekowisata.
Namun, tantangan utama yang dihadapi adalah memastikan investasi tersebut benar-benar berdampak positif bagi masyarakat.
Kesiapan infrastruktur pendukung, sumber daya manusia (SDM) yang kompeten, dan kemudahan perizinan menjadi faktor kunci untuk mempertahankan dan meningkatkan daya tarik Kaltim di mata investor global.
