Samarinda (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur mengandalkan tiga potensi sumber energi baru terbarukan (EBT) untuk mewujudkan transisi energi dan melepaskan ketergantungan dari energi fosil batu bara.
"Dalam konteks kita melakukan transisi energi, tujuannya kita ingin melepaskan ketergantungan kita terhadap energi yang berasal dari batu bara," kata Asisten II Setdaprov Kaltim Bidang Perekonomian dan Administrasi Pembangunan Ujang Rahmad di Samarinda, Selasa.
Ia menjelaskan bahwa tiga potensi besar pengembangan energi baru terbarukan di Kalimantan Timur, yang pertama tenaga air, yang kedua tenaga surya dan yang ketiga itu adalah biomassa.
"Upaya ini memerlukan dukungan kebijakan dari pemerintah pusat," ucapnya.
Ujang memaparkan, transisi energi ini sejalan dengan proses transformasi ekonomi yang memerlukan investasi besar dari pihak swasta maupun PLN untuk pengembangannya.
Investasi pada sektor kelistrikan EBT tersebut bertujuan untuk menyiapkan ketersediaan listrik hijau yang menjadi fondasi bagi investasi di sektor lainnya.
Ketersediaan listrik hijau yang melimpah dengan harga lebih terjangkau diyakininya menarik investasi di berbagai sektor, yang pada gilirannya meningkatkan penyerapan lapangan kerja.
"Siklus positif ini mempertahankan sekaligus meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Kalimantan Timur di tengah upaya meninggalkan energi fosil," ungkap Ujang.
Ia merinci potensi biomassa dapat bersumber dari limbah perkebunan kelapa sawit maupun dari hutan tanaman industri (HTI) yang secara khusus diperuntukkan sebagai bahan baku energi.
Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur berkomitmen untuk terus mendorong transisi energi yang berkeadilan agar daerah siap ketika era batu bara berakhir, baik dari sisi ketersediaan energi maupun pengembangan ekonomi.
