Samarinda (ANTARA) - Proyek Wilayah Inovasi untuk Transisi Energi yang Adil (IKI-JET) mendorong Kalimantan Timur (Kaltim) untuk menggelorakan pembangunan berkelanjutan dengan mengubah tantangan transisi energi dari batu bara menjadi peluang strategis.
"Penghentian dan penghapusan batu bara bukanlah ancaman, melainkan sebuah peluang untuk modernisasi, menarik industri baru, dan menciptakan komunitas yang lebih bersih dan sehat," ujar Commission Manager Proyek IKI-JET Philipp Schattenmann, di Samarinda, Selasa.
Philipp menekankan bahwa daerah penghasil batu bara justru memiliki potensi besar untuk memimpin perubahan ini.
"Daerah-daerah penghasil batu bara dengan tenaga kerja, infrastruktur, dan pengalaman dalam produksi energi sering kali berada dalam posisi yang baik untuk memimpin babak selanjutnya dari pembangunan berkelanjutan," ujarnya.
Oleh karena itu, kolaborasi menjadi kunci mutlak. "Kerja sama internasional bukanlah pilihan, melainkan sebuah keharusan karena dampak iklim tidak mengenal batas," kata Philipp.
Dia mengakui peran vital batu bara dalam sejarah pembangunan banyak negara, termasuk Jerman, yang menjadi fondasi ekonomi modern.
Kendati, ia mengingatkan sejarah terus berjalan dan kemajuan berarti mengatasi tantangan masa kini dengan teknologi energi bersih yang kini lebih terjangkau dan kompetitif.
Menurutnya, menunda transisi memiliki risiko tertinggal karena ekonomi batu bara selama ini juga membawa biaya tersembunyi seperti masalah kesehatan dan kerusakan lingkungan yang ditanggung jutaan keluarga.
Dalam konteks ini, ujar Philipp, Kaltim sebagai salah satu daerah penghasil batu bara utama di Indonesia dipandang memiliki posisi khas untuk tidak hanya beradaptasi, tetapi juga memelopori diversifikasi ekonomi dan investasi energi terbarukan.
"Peran pemerintah daerah di tingkat sub-nasional dinilai sangat kuat dan krusial dalam mendorong transformasi tersebut," ujar dia lagi.
Proyek IKI-JET yang didanai bersama oleh Pemerintah Federal Jerman dan Komisi Eropa hadir untuk memfasilitasi dialog, pembelajaran, dan kerja sama antar-pemangku kepentingan dalam mewujudkan transisi yang berkeadilan.
Langkah ini dinilai IKI-JET menciptakan ruang bagi pemerintah, perusahaan, pekerja, peneliti, dan masyarakat sipil untuk bergerak maju bersama sambil memperhitungkan dimensi sosial dan regional yang spesifik.
Menurut Philipp, pentingnya peran Kaltim adalah karena provinsi ini dapat menjadi contoh bagi daerah lain di dunia, membuktikan bahwa kawasan yang pernah menggerakkan revolusi industri berbasis fosil kini dapat menjadi motor penggerak dunia yang bersih.
"Melalui kolaborasi internasional dan pemerintah daerah, Kaltim dapat mengubah tantangan menjadi peluang untuk membangun ekonomi yang lebih kuat, menciptakan lebih banyak lapangan kerja, dan mewujudkan masyarakat yang lebih sehat," demikian Philipp.
