Sangatta (ANTARA) - Dinas Komunikasi, Informatika, Statistik dan Persandian (Kominfo Staper) Kabupaten Kutai Timur (Kutim) terus meningkatkan literasi digital untuk menangkal hoaks di tengah masyarakat.
"Literasi digital menjadi kunci. Kalau masyarakat punya pengetahuan, tidak mudah terpengaruh dari informasi hoaks,” ucap Kepala Diskominfo Staper Kutim Ronny Bonar, di Sangatta, Rabu.
Dia mengatakan dalam menangkal berita hoaks atau disinformasi, Kominfo Staper) Kutim selalu meningkatkan literasi digital ke masyarakat luas, baik melalui media online maupun media sosial. Selain itu, pihaknya juga terus menggaungkan materi anti-hoaks dalam setiap pelatihan, seminar, maupun bimbingan teknis (Bimtek).
“Jadi, bukan hanya edukasi tatap muka, tetapi juga lewat kanal digital resmi milik Kominfo Staper seperti Instagram, facebook, maupun video conference,” terangnya.
Lanjutnya, derasnya arus informasi di zaman sekarang, menjadi salah satu tantangan besar Diskominfo Staper untuk membendung berita bohong atau hoaks yang dapat menyebar lebih cepat di masyarakat.
Ronny menuturkan bahwa saat ini masyarakat harus dibekali dengan kemampuan berpikir kritis. Bukan hanya menerima informasi, tetapi juga mampu menyaring tentang kebenaran suatu berita, sehingga tidak menyebarkannya.
“Kalau masyarakat terbiasa cek dan ricek, berita atau informasi hoaks tidak akan laku,” katanya.
Menurutnya, literasi digital bukan sekadar tren, melainkan kebutuhan mendasar di era digital saat ini. Tanpa bekal pengetahuan yang cukup, masyarakat akan rentan dimanipulasi oleh informasi yang salah.
“Karena itu, literasi digital adalah investasi jangka panjang bagi generasi kita,” ujarnya.
Ronny mengungkapkan selain itu, Kominfo Kutim juga memperhatikan keberadaan media online yang ada di Kutai Timur. Perhatian tersebut diberikan dengan terus meningkatkan kapasitas para wartawan yang ada.
Dia menegaskan bahwa dengan banyaknya wartawan yang kompeten di Kutim, informasi yang beredar ke masyarakat juga bisa lebih berkualitas.
“Itu bentuk komitmen kami, pers yang sehat akan berkontribusi besar dalam melawan hoaks,” ujarnya.
Ronny optimis dengan langkah-langkah peningkatan literasi digital, Kutim bisa menjadi daerah yang lebih tahan terhadap gempuran informasi palsu atau hoaks.
