Samarinda (ANTARA) - Para tokoh Vihara Vajra Vijaya Citta Samarinda akan mengambil langkah hukum terhadap pernyataan yang dilontarkan seseorang mengaku sebagai Pembabar Dharma di Rapat Umum True Buddha Foundation (TBF) pada 5 Juli 2025 lalu, karena dianggap menyebarkan hoax atau berita bohong.
“Saat ini, kami lagi mempertimbangkan langkah hukum dengan menunjuk pengacara, guna menentukan langkah-langkah berikutnya terhadap sejumlah pihak yang dianggap bertanggung jawab atas tersebarnya informasi bohong itu dalam TBF tersebut,” kata Ketua Yayasan Vijaya Citta Agus Haryono saat konferensi pers di Samarinda, Selasa.
Ia menilai pernyataan tersebut adalah hoax dan mencemarkan nama baik vihara, terlebih pernyataan tersebut dilontarkan pada forum yang tidak tepat.
Agus Haryono menegaskan sebelum menempuh jalur hukum, pihak Yayasan Vijaya Citta Samarinda masih membuka ruang mediasi, sepanjang gugatan hukum belum masuk ke meja pengadilan.
Sementara Ketua Vihara Vajra Vijaya Citta Julianti Chiasidy menambahkan, pihaknya mendesak segera memberikan informasi siapa oknum penyebar fitnah tersebut.
“Kami memberi kesempatan kepada oknum yang merasa menyebar hoax tersebut untuk segera meminta maaf seacara terbuka melalui media sosial,” kata Julianti.
Julianti menjelaskan adapun tuduhan atau fitnah yang dimaksud, adalah “Vihara Vijaya Citta atau Sheng Xin Tong Xiu Hui menggalang dana dari para donatur dengan menyatakan, bahwa selama memberikan sejumlah dana tertentu, maka rintangan karma dapat dilenyapkan.
“Ada pula patung-patung suci yang dikatakan memerlukan pelapisan emas sebagai bentuk persembahan,” katanya.
Dia menegaskan bahwa tuduhan dan fitnah tersebut adalah bohong dan tidak berdasar.
“Kami menyesalkan, informasi itu dikemukakan dalam diskusi yang dihadiri lebih dari 60 perwakilan dari seluruh Vihara Tantrayana Satya Buddha Zhen Fo Zong di Indonesia, sehingga mencemarkan nama baik kami,” ujar Julianti.
Penjelasan panjang lebar terkait ihwal persoalan tersebut disampaikan Pelaksana tugas (Plt) Ketua Umum Majelis Agama Buddha Tantrayana Satya Buddha Indonesia (Madha Tantri), Ridwan Liong yang turut hadir dalam pertemuan TBF di Jakarta itu.
Dia tidak menampik ada penyataan tersebut yang mencuat dalam sesi diskusi atau tanya jawab berlangsung, namun pernyataan itu dilontarkan via email.
“Memang pernyataan ini tak seharusnya dilontarkan dalam forum seperti ini, ada kelalaian dalam hal ini, sehingga membuat umat Vihara Vjra Vijaya Citta tercederai, kendati pada kesempatan itu penyelenggara memang tidak membahas, karena bukan forum yang tepat, namun hal tersebut terlanjur terlontar dihadapan banyak perwakilan vihara, sehingga wajar jika Vihara Vijaya Citta meminta klarifikasi,” bebernya.
Atas persoalan itu, pihak majelis telah melakukan investigasi internal untuk menelusuri kejelasan informasi tersebut. Sehinggga jika tidak terbukti tudingan dimaksud, maka pihak yang menyebarkan harusnya meminta maaf dan meluruskan informasi yang telah disampaikan sebelumnya.
“Adapun langkah hukum, kami dari majelis sangat berharap langkah hukum tidak menjadi opsi, namanya juga ajaran keberagamaan di kami itu mengajarkan toleransi dan kerukunan, jadi kami tidak mengharapkan langkah itu sampaikan ke sana,” kata Ridwan Liong.
