Kubar, Kaltim (ANTARA) - Bupati Kutai Kartanegara (Kukar), Kalimantan Timur, menyatakan kunjungan Menteri Lingkungan Hidup (LH)/Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq ke kabupaten ini menjadi momentum penting untuk pengelolaan Sumber Daya Alam (SDA) berkelanjutan.
Kunjungan menteri ini dalam rangkaian peringatan Hari Lingkungan Hidup Keanekaragaman Hayati Internasional (International Day for Biodiversity), Hari Lingkungan Hidup Sedunia (World Environment Day), dan menjelang Hari Danau Dunia (World Lake Day).
"Kunjungan menteri, pejabat pusat, dan rombongan ini, juga akan menjadi momentum mendorong percepatan pembangunan di Kabupaten Kukar," ujar Bupati Kukar Aulia Rahman Basri saat menyambut menteri di Desa Pela, Kecamatan Kota Bangun, Kamis.
Desa Pela yang dikunjungi menteri beserta rombongan ini merupakan desa konservasi Pesut Mahakam, sekaligus desa wisata edukatif pada kawasan danau di daerah aliran Sungai Mahakam.
Kunjungan menteri ini juga dalam rangka kolaborasi untuk kemajuan konservasi alam dan wisata edukatif kawasan danau di Desa Pela dan sekitarnya.
Dalam kesempatan itu bupati juga mengatakan Kukar memiliki kekayaan keanekaragaman hayati beragam baik flora maupun fauna, termasuk beberapa spesies yang dilindungi dan terancam punah, seperti pesut Mahakam, bekantan, dan orang utan.
"Kukar juga memiliki banyak danau alam yang menjadi sumber penghidupan masyarakat sekitar, termasuk sebagai jalur transportasi antar-wilayah," kata Aulia Rahman.
Sedangkan danau yang memiliki cakupan areal luas diantaranya Danau Semayang dengan luas sekitar 13.000 hektare dan Danau Melintang yang memiliki luas sekitar 11.000 hektare.
Kabupaten Kukar, lanjutnya, juga merupakan daerah yang kaya sumber daya alam, terutama minyak bumi dan gas alam (migas) serta batu bara, sehingga perekonomian Kukar masih didominasi oleh sektor pertambangan dan penggalian dengan kontribusi 77 persen.
"Sektor pertanian dan kehutanan memberikan kontribusi sekitar 11 persen, sisanya disumbangkan dari sektor perdagangan dan hotel sekitar tiga persen, dan industri pengolahan sekitar 2,5 persen," kata Aulia Rahman Basri.